Featured Post

Berterima Kasih Atas Segala Hal

Seorang anak kecil usia 4 tahun diminta untuk berterima kasih saat doa sebelum makan malam Natal. Para anggota keluarga menundukkan kepala...

Hari Minggu Biasa XXXIII B - 15 November 2009

Injil Minggu Biasa XXXIII/B 15 November 2009 (Mrk 13:24-32)


MEMBARUI KEMANUSIAAN

Karangan ini membicarakan Mrk 13:24-32 yang dibacakan pada hari Minggu Biasa
XXXIII tahun B. Ada dua pokok yang disampaikan dalam petikan dari Injil
Markus ini. Yang pertama mengenai kedatangan Anak Manusia yang didahului
"zaman edan" (ay. 24-27). Yang kedua mengajak orang memperhatikan kapan saat
itu tiba (ay. 28-32).

KEDATANGANNYA KEMBALI

Murid-murid yang masih mengenal Yesus dari dekat mewartakan bahwa ia telah
bangkit dari kematian dan naik ke surga dan kini menyiapkan tempat bagi
mereka. Ia akan datang kembali dengan mulia dan orang-orang yang percaya
kepadanya akan ikut serta dalam kebesarannya. Saat itu seluruh alam semesta
akan menyaksikan peristiwa ini. Yang paling membuat generasi pertama
murid-murid ini bergairah ialah kebangkitannya. Karena itu, pewartaan Injil
yang paling awal ialah "Tuhan telah bangkit!" Semua hal lain, termasuk
kedatangannya kembali, ialah kelanjutan peristiwa itu. Namun demikian, bagi
murid-murid dari generasi yang tidak mengenal Yesus sendiri, kebangkitannya
sudah jadi hal yang diandaikan. Minat mereka lebih terarah pada
kedatangannya kembali. Di situlah letak daya tarik komunitas Kristen awal
ini. Seluruh Injil Markus ditulis bagi kalangan mereka. Kepada mereka
diperkenalkan siapa Yesus yang akan datang kembali itu lewat ingatan akan
hal-hal yang diajarkan dan dilakukannya semasa hidupnya. Kedatangannya
kembali nanti dikontraskan dengan suasana yang menggelisahkan - suasana
zaman edan dan bumi gonjang-ganjing.

KERAJAAN ALLAH SUDAH TIBA

TANYA: Markus, bila begitu latar belakangnya, apa warta Yesus yang paling
pokok yang Anda rekam?

MARKUS: Orang-orang di sana dulu terusik dengan pertanyaan-pertanyaan
tentang akhir zaman. Kepada orang-orang ini Yesus mengajarkan bahwa akhir
zaman sudah tiba dalam wujud "Kerajaan Allah". Ini kutuliskan pada awal Mrk
1:15.

TANYA: Lha, apa yang terjadi bila Kerajaan Allah sudah datang?

MARKUS: Dalam Mrk 1:15a, kuceritakan Yesus berseru "Metanoeite!", yang
artinya lebih luas daripada "Bertobatlah!" Orang-orang diminta agar berubah
haluan dari hanya ngutak-utik perkara betul atau salah menurut Taurat
menjadi orang yang berpikir lapang, yang tidak membiarkan diri terganjal
huruf. Begitulah ada kemerdekaan batin. Ini perlu agar warta Injil bisa
diterima dengan mantap.

TANYA: Lalu?

MARKUS: Langkah berikutnya, ya mendengarkan, memandangi, mengikuti Yesus
yang mengajar, menyembuhkan orang sambil berjalan ke Yerusalem meskipun
sadar di sana bakal kena susah. Jadi, kayak Bartimeus si buta yang melihat
kembali.

TANYA: Maksudnya, satu ketika orang bakal menyadari Yesus sebagai Mesias
yang diutus Allah.

MARKUS: Benar. Tapi Yesus sendiri sebenarnya memakai ungkapan Anak Manusia
untuk menjelaskan ke-Mesias-annya. Ia mendekatkan kembali manusia dengan
Allah, ia bukan Mesias politik. Karena itu juga, seperti dalam Injilku (Mrk
13:26), ia memakai gambaran Anak Manusia dengan memanfaatkan Dan 7:13.

TAFSIR DANIEL 7:13 - KEMANUSIAAN YANG BARU

Kedatangan kembali Yesus dalam kemuliaannya digambarkan oleh Markus (juga
oleh Matius dan Lukas) dengan memakai gambaran dari Dan 7:13, yakni tokoh
Anak Manusia yang datang menghadap Allah untuk memperoleh anugerah kuasa
atas seluruh alam semesta. Dalam Kitab Daniel, kedatangan Anak Manusia ini
terjadi segera sesudah Allah memunahkan kekuatan-kekuatan jahat yang
mengungkung alam semesta. Zaman yang dikuasai kekuatan edan itu kini
digantikan dengan zaman Anak Manusia. Siapakah Anak Manusia dalam Daniel
itu? Tafsiran bisa bermacam-macam. Namun demikian, bila dicermati, Anak
Manusia di situ dipakai melukiskan kemanusiaan baru yang hidup merdeka di
hadapan Allah. Di situlah kebesarannya. Bila diterapkan kepada Yesus,
kedatangannya kembali mewujudkan kemanusiaan yang baru ini.

MARKUS: Setuju dengan catatan di atas. Kemanusiaan baru itulah wujud utuh
Kerajaan Allah. Manusia tidak lagi buta, tidak lagi lumpuh, tidak lagi
sakit, tidak kerasukan roh jahat, tapi yang merdeka di hadapan Allah,
seperti Yesus sendiri di hadapan Allah, Bapa yang maharahim itu. Seperti
dalam Kitab Daniel tadi, kehadiran manusia baru itu berkontras dengan zaman
edan yang mendahuluinya.

TANYA: Kok dipakai ibarat pohon ara bersemi segala. Pusing!

MARKUS: Aku sendiri juga belum seratus persen ngerti. Tapi pohon ara yang
bersemi itu kan tanda yang pasti mengenai musim panas sudah di ambang pintu.
Nah, kepastian seperti inilah yang boleh kalian pegang bila kalian mengalami
macam-macam kegelisahan di zaman edan.

PERTANDA ZAMAN
Agar pembicaraan tafsir di atas agak lebih membumi, marilah kita sekadar
menengok angka-angka statistik penduduk "miskin" dari Maret 2006 hingga
Maret 2009 berdasarkan Berita Resmi Statistik terbitan dari Biro Pusat
Statistikdari tahun-tahun itu. Kemiskinan dapat dipakai sebagai salah satu
pertanda yang mendahului "kedatangan kemanusiaan baru" yang dibicarakan di
atas.

-          "Garis Kemiskinan" per bulan per kapita dan pada bulan Maret 2006
Rp.151.997,- per bulan per kapita (jumlah itu diukur dengan beaya untuk
memenuhi bahan pokok pangan dan papan yang minimum dan menanjak tiap tahun).
Atas dasar perhitungan garis itu, pada tahun 2006 terjadi kenaikan jumlah
penduduk miskin yang cukup drastis, yaitu dari 35,10 juta orang (15,97
persen) pada bulan Februari 2005 menjadi 39,30 juta (17,75 persen) pada
bulan Maret 2006. Peningkatan jumlah dan persentase penduduk miskin selama
Februari 2005-Maret 2006 terjadi karena harga barang-barang kebutuhan pokok
selama periode tersebut naik tinggi, yang digambarkan oleh inflasi umum
sebesar 17,95 persen. Akibatnya penduduk yang tergolong tidak miskin namun
penghasilannya berada di sekitar garis kemiskinan banyak yang bergeser
posisinya menjadi miskin.

-          Ada perbaikan selama tiga tahun belakangan ini. Dengan Garis
Kemiskinan pada bulan Maret 2009 sebesar Rp.200.262,-, maka penduduk miskin
berjumlah 32,53 juta jiwa (14,15 persen) .Dibandingkan dengan penduduk
miskin pada Bulan Maret 2008 (Garis Kemiskinan Rp. 182.636) yang berjumlah
34,96 juta (15,42 persen), jumlah penduduk miskin turun sebesar 2,43 juta.
Perbaikan ini kelanjutan dari keadaan sebelumnya. Dibandingkan dengan
penduduk miskin pada bulan Maret 2007 (Garis Kemiskinan Rp 166.697) yang
berjumlah 37,17 juta orang (16,58 persen), jumlah penduduk miskin turun
sebesar 2,21 juta orang. selama periode Maret 2007-Maret 2008.

Sekadar rincian. Selama periode Maret 2008-Maret 2009 (Garis Kemiskinan pada
Bulan Maret 2009 seperti di atas ialah Rp.200.262,-) penduduk miskin di
daerah perdesaan berkurang 1,57 juta, sementara di daerah perkotaan
berkurang 0,86 juta orang. Namun demikian proporsi persentase penduduk
miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah dibanding
tahun sebelumnya. Pada Bulan Maret 2009, sebagian besar (63,38 persen)
penduduk miskin berada di daerah perdesaan. Peranan komoditi makanan (beras,
gula pasir, telur, mie instan, tahu dan tempe) terhadap Garis Kemiskinan
adalah  73,57 persen, jadi jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi
bukan makanan (perumahan, biaya listrik, angkutan, minyak tanah, sandang,
pendidikan, dan kesehatan).

Adanya perubahan di atas menjadikan harapan akan perbaikan mulai tampak
sebagai kenyataan. Berarti zaman edan dan kekuatan yang jahat sudah atasi?
Perbaikan keadaan sudah mantap? Boleh jadi terlalu dini membuat kesimpulan
ke sana. Namun ada pertanda bahwa perbaikan itu dapat menjadi kenyataan.
Iman injili menyangkal kekuatan yang memiskinkan  kemanusiaan. Injil
mengabarkan zaman seperti itu bisa diakhiri dan digantikan dengan
kemanusiaan yang semakin utuh. Ada dua cara ikutserta memperbaiki
kemanusiaan yang masih mengalami "kemiskinan". Yang pertama ialah membantu
dengan bantuan material yang langsung dibutuhkan. Cara ini cocok dalam
keadaan darurat, tetapi tidak banyak membantu dalam menghadapi kemiskinan
kronik dan perbaikan ke depan. Jenis ini lebih cocok dihadapi dengan cara
kedua, yakni menggugah orang-orang yang berkekurangan agar mengusahakan
perbaikan diri dan mengajak mereka maju terus. Dalam benak terpikir, inilah
caranya untuk membumikan eksegese Anak Manusia dalam Dan 7:13 dan Mrk 13:26
bagi negeri ini. Kedatangannya juga demi perbaikan nasib kaum lemah ekonomi
di bumi ini.

Salam hangat,
A. Gianto

No comments:

Post a Comment