Featured Post

Berterima Kasih Atas Segala Hal

Seorang anak kecil usia 4 tahun diminta untuk berterima kasih saat doa sebelum makan malam Natal. Para anggota keluarga menundukkan kepala...

Minggu Adven II A - 5 Desember 2010

Injil Minggu Adven II/A 5 Desember 2010 (Mat 3:1-12)

MENYELARASKAN LANGKAH

Dalam Mat 3:1-12 dikisahkan bagaimana Yohanes Pembaptis mengumumkan
kedatangan Kerajaan Surga dan menyerukan agar orang bertobat. Dalam bahasa
sekarang, seruan ini sama ajakan untuk memahami apa yang sedang terjadi
dalam diri kita dan dunia sekitar.  Nada penuh berharap dalam bacaan
pertama, Yes 11:1-10, dapat membantu memahami warta tadi. Di situ
dinubuatkan kedatangan Raja Damai keturunan Isai (ayah raja Daud; leluhur
Yesus juga. Lihat Mat 1:5-6 Luk 3:32). Raja itu akan memperoleh
kebijaksanaan (Yes 11: 1-2) untuk menegakkan keadilan (ay. 3-5) dan
merukunkan mereka yang biasanya saling bermusuhan (ay. 6-9) dan dengan
demikian ia menjadi pangkal harapan orang banyak (ay. 10).

DIUMUMKAN JAUH-JAUH HARI

GUS: Matt, selamat datang! Langsung tanya, dari mana kauperoleh bahan
mengenai Yohanes Pembaptis itu?

MATT: Dari diktat Mark - eh, bagi kalian Injil Santo Markus. Tapi kuolah
kembali. Kuperjelas dengan bahan tambahan dari sumber lain, misalnya
kata-kata Yohanes Pembaptis sendiri dalam ay. 2: "Bertobatlah, sebab
Kerajaan Surga sudah dekat!" yang tak dituliskan Mark. Ia mengatakan Yohanes
memberitakan baptisan tobat untuk pengampuan dosa (Mrk 1:4) tanpa menyebut
Kerajaan Surga sudah dekat, yang dikatakan oleh Yesus sendiri (Mrk 1:15,
"Kerajaan Allah"; dibicarakan di bawah).

GUS: Ajakan Yohanes Pembaptis kok sama dengan yang diucapkan Yesus yang juga
kautulis dalam Mat 4:17, sejajar dengan Mrk 1:15 tadi.

MATT: Kontinuitas, kawan, kontinuitas itu wajar! Orang hidup bukan asal
ganti panutan. Warta Yesus itu melanjutkan dan melaksanakan hal-hal yang
sudah disampaikan pendahulunya. Akan kita lihat nanti Yesus mengajar orang
zamannya agar sampai pada inti Taurat, yakni ajaran-ajaran sudah jadi
menjadi pegangan hidup turun-temurun. Ia mengajak orang merasukinya dan
tidak tinggal di luar-luarnya.

GUS: Eh, kita kan bicara mengenai Yohanes Pembaptis dan belum tentang Yesus.

MATT: Yohanes Pembaptis kutampilkan sebagai sebagai suara yang berseru di
padang gurun agar disiapkan jalan yang rata bagi dia yang akan datang itu
(Yes 40:3). Yang sedang dinanti-nantikan itu akan datang dan memimpin
kembali orang-orang ke dalam Kerajaan Surga lewat jalan yang rata tadi.
Malah Mark menyisipkan nubuat yang sebenarnya berasal dari Maleakhi 3:1
"Lihatlah, aku menyuruh utusanKu mendahuluimu...." Utusan itu ialah Yohanes.

GUS: Banyak ahli mengatakan, kau tidak ikut mengutip ayat itu dengan alasan
mau merapikan tulisan Mark yang menggabungkan ayat Maleakhi tadi bersama
dengan kutipan dari Yesaya.

MATT: Coba tanya Luc saja deh, dia kan juga tidak mengutip Maleakhi (Luk
3:4-6).

GUS: Tapi Luc mengutip lebih, yakni Yes 40:3-5, bukan hanya ay. 3 seperti
kamu.

MATT: Ia menulis bagi orang-orang yang tidak amat mengenal tulisan para
nabi. Jadi kutipan itu diperluasnya supaya konteksnya jelas. Tetapi
pembacaku dulu sudah cukup tahu Kitab Suci dan tak butuh diberi
banyak-banyak. Yang penting mereka mengerti bahwa Yohanes datang dengan
wibawa dari atas sana. Kalau ditengok kembali, memang sosok besar tidak
tampil begitu saja, kata orang zaman sekarang, ada kredensialnya. Kedatangan
Yesus dimaklumkan Yohanes Pembaptis. Dia sendiri diwartakan oleh Yesaya sang
Nabi besar itu.

DISERTAI KEKUATAN-KEKUATAN DARI ATAS

GUS: Matt, mau tahu nih, sebetulnya, seruan dalam ayat-ayat Yesaya itu
ditujukan kepada siapa?

MATT: Apa belum tahu?

GUS: Soalnya, dalam Yes 40:1-2 yang tidak ikut kaukutip, ada seruan Yang
Mahakuasa kepada makhluk-makhluk ilahi agar mereka menghibur umatNya dan
menyadarkan mereka bahwa hukuman mereka telah selesai. Apa bagimu ayat yang
kauambil alih itu (Yes 40:3) masih juga menghimbau kekuatan-kekuatan itu
agar menyiapkan jalan dan meluruskannya - bukan kepada manusia?

MATT: Tentu saja! Yohanes malah menggemakan seruan Yang Mahakuasa sendiri
kepada kekuatan-kekuatan surgawi tadi. Yohanes akrab dengan mereka. Orang
datang kepadanya minta dibaptis sebagai tanda bertobat dan agar disertai
kekuatan-kekuatan tadi menemukan kembali jalan yang lurus.

GUS: Dalam kesempatan itu Yohanes juga mengatakan, akan datang orang "yang
lebih berkuasa" dan yang akan membaptis dengan Roh Kudus dan api, tidak
seperti dia yang membaptis dengan air. Penjelasannya?

MATT: Air membersihkan yang menempel di luar. Baptisan Yohanes melepaskan
beban-beban rohani. Baptisan yang diberikan Yesus membuat orang bisa
melangkah ringan, seperti dibawa Roh Kudus, dan membersihkannya sampai
sedalam-dalamnya, seperti api memurnikan barang campuran. Ini arti baptisan
dengan Roh Kudus dan api. Yohanes menambahkan, dia yang akan datang itu akan
menyendirikan yang berisi Roh dari yang kosong, seperti orang menampi gandum
dan memisahkannya dari sekam (ay. 12).

GUS: Ketika berkata bahwa ia tak layak "membawa kasutnya", apakah Yohanes
mau merendah?

MATT: Gini, bagi orang Yahudi, "membawa kasut" atau tindakan yang sehubungan
dengan itu, "membuka tali kasut" yang muncul dalam tulisan Mark, Luc dan Oom
Hans (Mrk 1:7 Luk 3:16 Yoh 1:27) itu kiasan yang berasal dari praktik hukum
adat bertindak sebagai orang "yang diberi kuasa" bila orang yang berwenang
terhalang. Yohanes hendak mengatakan, dirinya tak layak menerima kuasa
mewakili Yesus!

GUS: Bisa kuteruskan penjelasan ini ke umat? Membantu.

MATT: Kami dulu berusaha mengartikan perkara-perkara yang mereka alami serta
merumuskannya dalam cara bicara orang yang kami layani. Memang penting
mengartikan pengalaman dan merumuskannya kembali dengan bahasa yang bisa
dimengerti. Jangan buat umat terombang-ambing pembicaraan ini atau itu.

KERAJAAN SURGA

Kata Yunani "basileia", yang biasa diterjemahkan sebagai "Kerajaan", dipakai
untuk membicarakan wibawa seorang raja, termasuk juga orang-orang yang
mengakui kuasanya, bukan hanya terbatas pada gagasan wilayah seperti bila
kita berbicara mengenai "kerajaan Majapahit" misalnya. Istilah Inggris
"kingdom" sebenarnya tidak amat tepat, banyak yang lebih suka memakai
pengertian "reign". Tapi agar tidak memperumit perkaranya, kita pakai saja
"Kerajaan Surga" dengan sekadar penjelasan.

GUS: Kembali ke pokok yang tadi sudah sedikit kita bicarakan. Yohanes
berseru bahwa "Kerajaan Surga" sudah dekat (Mat 3:2). Injil lain lebih
memakai "Kerajaan Allah". Kau menyebutnya Kerajaan Surga, untuk menghormat,
begitukah?

MATT: Kalau mau dibilang menghormat boleh saja. Tapi ada yang lebih penting.
Dengan mengatakan Kerajaan Surga, jadi lebih jelas bahwa kenyataan yang
dimaksud itu bukan dari dunia sini. Orang tidak perlu mengimpikan bahwa
sebentar lagi akan terwujud pemerintahan di bumi dengan Mesias dari Allah
sebagai pucuk pimpinannya. Ini masalah kami dulu. Ada sementara pihak yang
mengira Yesus akan mendirikan pemerintah baru lengkap dengan pasukannya
segala. Apa di zaman kalian tak ada kecenderungan seperti itu?

GUS: Apa dampaknya bagi kehidupan yang di sini sekarang?

MATT: Ah, diskusikan soal itu dengan dosen teologi sosial, mereka lebih tahu
daripada penulis Injil. Tapi kalau boleh kukatakan, justru karena tidak
masuk dalam sistem dunia ini maka kehadiran Kerajaan tadi dapat menjadi
arahan batin orang yang mau bekerja sama meluruskan bumi ini. Eh, tergoda
aku oleh gagasan menyelaraskan langkah dengan yang di atas sana itu,
mengarah sama dengan yang di arah yang di atas sana itu, gitu dah ibaratnya.

GUS: Lewat baptisan roh dan api dalam pengertian yang kaujelaskan di atas?

MATT: Tentu saja, asal tidak begitu saja diartikan menjadi membaptis orang!
Tapi ah tak usah kucampuri urusan pengaturan agama. Injil kan sumber
inspirasi.

TUMBUH DAN BERBUAH

Masih sempat kami diskusikan kata-kata keras Yohanes Pembaptis terhadap
orang Farisi dan orang Saduki yang datang minta ikut dibaptis (Mat 3:7-10).
Kepala mereka seolah-olah diguyur air dingin supaya tidak mimpi bakal bisa
lepas dari murka Tuhan kelak. Status keturunan Abraham bukan jaminan agar
selamat. Yang perlu diusahakan, seperti ditegaskan sang Pembaptis (ay. 8)
yakni, "...hasilkan buah-buah yang sesuai dengan pertobatan!" Ungkapan
"menghasilkan buah" itu amat dalam maknanya. Pertobatan saja belum cukup,
meniatkan yang baik masih perlu tumbuh terus menjadi pohon, berbunga, mekar
dan berbuah, tidak mandek, mandul, kopong dan mengering. Bila tak
menghasilkan buah, pohonnya hanya akan dikapak sampai ke akar-akarnya dan
dimusnahkan (ay. 10). Ini peringatan bagi mereka yang picik batinnya, yang
tak punya kepedulian yang sungguh akan hadirnya Yang Ilahi. Mereka itu
orang-orang yang tidak mau membiarkanNya datang merasuki batin serta
menumbuhkan niat untuk berbuah.

Salam hangat,
A. Gianto

No comments:

Post a Comment