Featured Post

Berterima Kasih Atas Segala Hal

Seorang anak kecil usia 4 tahun diminta untuk berterima kasih saat doa sebelum makan malam Natal. Para anggota keluarga menundukkan kepala...

Minggu Adven III A - 12 Desember 2010

Injil Minggu Adven III/A 12 Desember 2010 (Mat 11:2-11)

Dalam Mat 11:2-11 diceritakan bagaimana Yohanes Pembaptis mengutus
murid-muridnya kepada Yesus untuk memastikan apakah ia itu betul dia yang
diwartakan bakal datang (ay. 2-3) dan jawaban Yesus (ay. 4-6). Selanjutnya,
ketika murid-murid Yohanes telah pergi, Yesus berbicara kepada orang banyak
mengenai Yohanes Pembaptis (ay. 7 dst.).

MENCARI TAHU - MEMASTIKAN - MENERIMA

Beberapa waktu sebelumnya, Yohanes Pembaptis ditangkap oleh Herodes Antipas
(Mat 4:12). Ini perkara politik. Warta kenabian dan seruan pertobatannya
Yohanes membuat guncangan di masyarakat dan dikhawatirkan akan membahayakan
kedudukan Herodes di hadapan penguasa Romawi. Ada alasan lain. Yohanes
pernah mengecam keras perkawinan Herodes dengan Herodias yang waktu itu
masih bersuamikan saudara tiri Herodes sendiri (Mat 14:4; terlarang menurut
Im 18:6). Di penjara Yohanes masih bisa menerima kunjungan murid-muridnya.
Dari merekalah Yohanes mendengar tentang Yesus yang mulai dikenal di
masyarakat.

Menurut Mat 3:11, Yohanes memaklumkan kedatangan dia yang lebih berkuasa
daripadanya yang akan membaptis dengan Roh dan api sehingga orang dapat
memasuki Kerajaan Surga setelah menerima baptisan tobat yang diserukannya.
Tetapi belum jelas baginya siapa orangnya. Dalam pemaklumannya nama Yesus
memang tidak disebut. Ketika Yesus datang kepadanya minta ikut dibaptis (ay.
13-15), Yohanes tentunya menduga bahwa dia inilah orangnya. Ada pengalaman
rohani. Injil menggambarkannya dengan terdengarnya kata-kata dari langit
bahwa Yesus itu anak terkasih dan mendapat perkenan ilahi (ay. 17.) Tetapi
diakah orang yang dinanti-nantikan? Keragu-raguan ini tidak perlu
ditafsirkan sebagai kekurangpercayaan. Dibutuhkan berita lebih lanjut yang
bakal memastikan bahwa dia itulah orangnya. Iman yang hidup tetap butuh
informasi yang aktual, bukan sekadar mengamini rumus-rumus kepercayaan saja.

PERCAYA  - APA ITU?

Pertanyaan Yohanes apakah Yesus itu betul-betul dia yang bakal datang, atau
masih akan ada orang lain, menunjukkan bahwa Yohanes ingin mendengar berita
yang tepercaya. Ia juga mau mengajar murid-muridnya agar berani mengenal
siapa tokoh Yesus itu sesungguhnya dengan menemuinya sendiri.

Termasuk tindakan beriman usaha mengerti mana tanda-tanda yang bisa membuat
orang percaya. Percaya dan beriman itu seperti semua tindakan manusia, bisa
dan butuh dipertanggungjawabkan. Iman bukan hanya perasaan mantap sehidup
semati saja. Malah rasa mantap seperti itu bakal kurang berdaya menghadapi
pelbagai tantangan baru.

Yohanes sebetulnya menghadapi masalah "teologi dasar" seperti itu. Di hati
dan dalam niatan ia percaya bahwa ada yang bakal datang mengutuhkan warta
Kerajaan Surga. Tapi siapakah dia itu dalam kenyataannya? Orang yang
dikabarkan di mana-mana mengerjakan perkara-perkara ajaib itukah? Bila
betul, bagaimana penjelasannya? Apa ada kelanjutan dengan cara-cara Yang
Ilahi mewahyukan kehendakNya dan memperkenalkan diri dulu? Apa betul-betul
dapat diterima manusia. Atau tokoh yang sekarang populer itu cuma mau
memanfaatkan gairah orang banyak melihat hal-hal yang mengguncang batin tapi
tidak membawa ke pengalaman yang lebih utuh? Apa ia membantu orang menjadi
makin mandiri batinnya atau malah membuat mereka menjadi permainan
dorongan-dorongan rohani yang tak berujung pangkal?

Kebutuhan mempertanggungjawabkan terasa mendesak karena pada waktu itu warta
yang dibawakan Yohanes dan pengajaran yang diberikan Yesus sering
dipertanyakan dan bahkan ditolak. Dalam Mat 11:16-19, yang menjadi konteks
bacaan hari ini, disebutkan, ada orang-orang yang menganggap Yohanes
kerasukan setan karena menjalankan laku tapa keras, malah ada yang tidak
menggubris Yesus walaupun ia tidak seperti pertapa hidupnya. Bahkan
kebaikannya kepada para pemungut pajak dan pendosa dijadikan bahan cibiran.
Memang sepanjang Mat 11-12 digambarkan sikap orang-orang yang tidak mau
menerima warta Yohanes dan kehadiran Yesus sendiri.

TANDA-TANDA KEDATANGANNYA

Yesus meminta agar murid-murid Yohanes melaporkan kepada guru mereka apa
yang mereka lihat dan dengar, yakni orang buta melihat, orang lumpuh
berjalan, orang kusta sembuh, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan
dan kepada orang miskin dibawakan berita gembira. Kesembuhan ajaib itu
diceritakan dalam Mat 8-9: tentang orang buta, lihat 9:27 dst.; orang lumpuh
8:5 dst. dan 9:1 dst.; orang kusta 8:1 dst.; orang tuli 9:32 dst.; orang
mati 9:18 dst. Peristiwa-peristiwa ini memenuhi warta Yes 35:5-6: "Pada
waktu itu mata orang-orang buta akan bisa melihat dan telinga orang-orang
tuli akan bisa mendengar. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti
rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai...." Pewartaan kabar gembira
kepada kaum miskin membuat Yesus serasa memenuhi yang sudah dikatakan dalam
Yes 61:1, "Roh Tuhan ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku. Ia
telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang
sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan
pembebasan kepada orang-orang tawanan...." Pendengar diminta menyimak
kembali pewahyuan ilahi yang sudah sering didengar dan mencoba melihat
kenyataannya sekarang. Penyembuhan dan kabar gembira kepada orang-orang yang
sengsara tadi membuat kedatangan Yesus semakin dapat dipertanggungjawabkan,
semakin "accountable".

Pada akhir jawabannya, Yesus menyebut berbahagia orang "yang tidak
menolaknya", ungkapan aslinya, "yang tidak tersandung karena aku". Orang
yang bisa menerima warta Yesus tanpa merasa tersinggung dan menyambutnya
dengan merdeka boleh merasa bahagia. Mereka ini menerima Kerajaan Surga
(bdk. Mat 5:3 dst. - Sabda Bahagia). Begitulah kebahagiaan tercapai dengan
mencari tahu bagaimana dan dengan cara apa kedatangannya menjadi semakin
bermakna dan semakin bisa dinikmati orang zaman ini. Menayangkan Yesus
sebagai tokoh yang ekslusivist rasanya sudah bukan zamannya lagi, di mana
saja. Tetapi memperkenalkannya sebagai sosok yang bisa menghadirkan
keilahian yang penuh pengertian membuat pewarta iman makin bisa disebut
berbahagia.

TENTANG YOHANES PEMBAPTIS

Setelah murid-murid Yohanes pergi, Yesus mulai berbicara mengenai Yohanes.
Dikatakannya bahwa orang-orang datang kepada tokoh itu karena ia tidak
seperti "buluh digoyang angin" (ay. 7), sebuah ibarat yang mirip ungkapan
Indonesia "seperti air di daun talas". Mereka datang untuk berguru kepada
orang yang wataknya kuat, kepada orang yang berprinsip, berkepribadian.
Itulah Yohanes Pembaptis.

Ditambahkan bahwa mereka tentunya tidak ke tempat sepi untuk menemui orang
yang "berpakaian halus" (ay. 8-9). Mereka datang mendengarkan seorang nabi
yang menyampaikan sabda Tuhan. Yohanes digambarkan memakai pakaian kasar
dari bulu unta dan berikat pinggang kulit (Mat 3:4) seperti nabi zaman dulu
(bdk. pakaian nabi Elia dalam 2 Raj 1:8)! Juga di zaman sekarang orang masih
suka mendengar tokoh yang berintegritas kenabian tetapi yang tidak
memaksa-maksakan penghayatan sendiri.

Siapakah yang dimaksud dengan "yang terkecil dalam Kerajaan Surga" yang
lebih besar daripada Yohanes Pembaptis, yang hingga kini tak ada yang
melebihinya? Bila diingat kata-kata Yohanes Pembaptis sendiri, maka jelas
yang dimaksud ialah Yesus. Dalam Mat 3:11 Yohanes menegaskan, akan datang
yang lebih berkuasa daripadanya dan dia ini akan membaptis dengan Roh dan
api. Tapi kemudian bagaimana bisa dijelaskan bahwa menurut Mat 11:11 Yesus
itu "terkecil" dalam Kerajaan Surga? Gagasan paling kecil bisa dikenakan
kepada orang yang ditugasi melayani orang lain. Dan dalam Mat 20:28 Yesus
menerapkan gagasan melayani tadi kepada dirinya sendiri. Ia datang bukan
untuk dilayani melainkan untuk melayani. Untuk membuat Yang Ilahi mendekat
kepada manusia. Itulah kebesarannya.

Seandainya hari ini kita bertanya kepada Yesus, "Engkaukah dia yang bakal
datang?", jawabannya akan sama. Ia akan mengajak kita memahami karya ilahi
yang masih tetap berlangsung di antara kita di dunia ini kendati sering
masih terselubung. Itulah jalan mengenalinya. Lalu, apa kita bisa
mengharapkan diri kita juga akan dibicarakan oleh Yesus dengan para penghuni
surga - seperti dulu ketika ia berbicara tentang Yohanes kepada orang
banyak? Matt mengangguk penuh pengertian. Kita boleh merasa beruntung
disertai Matt dalam Masa Adven ini.

Salam hangat,
A Gianto

No comments:

Post a Comment