Featured Post

Berterima Kasih Atas Segala Hal

Seorang anak kecil usia 4 tahun diminta untuk berterima kasih saat doa sebelum makan malam Natal. Para anggota keluarga menundukkan kepala...

Injil Minggu Biasa IV B

Injil Minggu Biasa IV/B 29 Jan 12 (Mrk 1:21-28)

Rekan-.rekan,
Setelah memanggil murid-muridnya yang pertama Yesus mengawali kegiatannya di
Kapernaum dengan mengajar di sebuah tempat ibadat. Orang-orang takjub
mendengar pengajarannya. Pada kesempatan itu juga ia mengeluarkan roh jahat
dari orang yang kerasukan. Orang banyak mulai bertanya-tanya apa sebenarnya
yang sedang terjadi. Dan sejak itu tersiarlah berita tentang dia di seluruh
wilayah Galilea. Peristiwa ini dikisahkan dalam Mrk 1:21-28 yang dibacakan
pada hari Minggu Biasa IV tahun B. Yesus ditampilkan sebagai tokoh yang
dicari-cari, diharapkan, diikuti tapi nanti juga akan dipertanyakan,
ditolak, dan bahkan dimusuhi. Pikiran-pikiran yang tersimpan dalam-dalam tak
lagi dapat tinggal tersembunyi. Kehadirannya membuat orang semakin merasa
perlu jujur pada diri sendiri.

MENGGUGAH PERHATIAN

Markus kerap menceritakan pelbagai reaksi orang ketika mendengar pengajaran
Yesus tanpa menuliskan apa yang diajarkannya. Ia memang ingin menunjukkan
bagaimana Yesus dipandang sebagai guru yang membuat pikiran orang terbuka.
Para pendengarnya sudah cukup tahu ajaran-ajaran agama. Yang mereka butuhkan
ialah rasa mantap. Pengajaran pokok Yesus sebenarnya sudah ditampilkan
Markus dalam Mrk 1:15, yakni bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Dan inilah
yang diajarkannya hari itu di sinagoga di Kapernaum. Jadi yang dikatakan
orang-orang nanti pada akhir petikan hari ini sebagai "ajaran baru" ialah
pewartaan mengenai sudah datangnya Kerajaan Allah tadi. Dan ujud nyata
kerajaan ini ialah mulai tersingkirnya kuasa-kuasa jahat.

Kita akan tertarik pada kisah mengenai orang yang kerasukan setan di
sinagoga tempat Yesus mengajar hari itu. Markus memang hendak menekankan
hubungan antara kegiatan mengajar Yesus dengan pengusiran roh jahat. Bisa
ditengok Mrk 1:39 tentang Yesus memberitakan Injil di rumah-rumah ibadat di
Galilea dan mengusir setan-setan.; juga 3:14 tentang dua belas rasul yang
ditetapkannya ditugasinya memberitakan Injil dan diberi kuasa mengusir
setan; menurut 6:12 mereka pun berbuat demikian. Orang dari zaman itu, juga
dari zaman kita sekarang, akan lebih tertarik pada pengusiran roh jahat.
Memang Yesus kerap mengusir roh jahat dan menyembuhkan penyakit yang tak
bisa ditangani tabib. Tapi sebenarnya Yesus hadir di tengah masyarakat
terutama untuk mewartakan hadirnya Kerajaan Allah. Pengusiran roh dan
penyembuhan ajaib adalah kelanjutan dari benarnya warta itu, bukan
sebaliknya.

Begitulah pada hari itu, di sebuah tempat ibadat, ia mulai mewartakan
Kerajaan Allah. Orang-orang datang untuk menjalankan ibadat Sabat dan
mendengarkan bacaan dari Taurat dan Para Nabi beserta penjelasannya. Setelah
itu mereka juga berbincang-bincang mengenai macam-macam hal. Itulah latar
peristiwa yang dikisahkan Injil hari ini. Markus mencatat bagaimana
orang-orang takjub mendengar Yesus. Hati mereka tersentuh. Ia dapat
menyalurkan kekuatan batin kepada pendengarnya dengan kata-kata
pengajarannya.


BAGI ORANG YANG KERASUKAN

Hari itu juga ikut datang orang yang kerasukan. Orang dulu percaya bahwa ada
roh baik, yakni yang berasal dari Allah, ada roh yang jahat, yang memisahkan
diri dari sumbernya, yakni Allah, dan melawannya. Bila kita bahasakan secara
sederhana, roh jahat itu kekuatan-kekuatan yang "ndak bener", yang tidak
murni, ada sisi-sisi kotornya, tidak bersih. Yang dilakukannya menimbulkan
banyak perkara yang ndak bener tadi. Jadi roh jahat ialah kekuatan-kekuatan
yang tak teratur. Tapi tetap kuat dan susah dihadapi dan sering
membingungkan. Ia mengacaukan tatanan, membuat orang kehilangan pegangan
sampai berputar-putar tanpa arah dan menjauh dari tatanan yang diadakan oleh
roh baik. Pada zaman Yesus dulu, penyakit aneh-aneh yang tak dapat ditangani
tabib sering dipandang sebagai akibat kerasukan. Orang yang demikian ini
biasanya disendirikan. Kalau di Jawa dulu dipasung. Mereka tidak dibiarkan
mengikuti macam-macam kegiatan di masyarakat, termasuk datang ke tempat
ibadat. Kita akan bertanya, lho orang yang kerasukan kali ini kok ada di
sinagoga. Tidak biasa. Bisa jadi memang belum diketahui bahwa orang tadi
kerasukan. Ia boleh jadi termasuk orang baik-baik di Kapernaum. Mungkin ia
sudah sedikit aneh, rada mejenun, tapi masih bisa ditolerir.
Orang tadi - yang belum diketahui bahwa kerasukan - ikut datang mendengarkan
warta Yesus. Tentunya warta Kerajaan Allah sudah dekat, bertobatlah, dan
percayalah kepada Injil seperti tertulis dalam Mrk 1:15. Apa yang terjadi?
Roh jahat yang bersembunyi di dalam diri orang tadi tak tahan mendengar
semua itu. Ia berteriak, memakai mulut orang yang malang itu. Tak tahan
berada di dekat kehadiran dia yang membawakan keilahian. Kini ada
pembicaraan antara roh jahat dan Yesus. Boleh dicatat, bagi Yesus berhadapan
dengan roh jahat bukan barang baru. Beberapa waktu sebelumnya, selama 40
hari, ia disertai roh baik dan malaikat berada bersama dengan macam-macam
kekuatan gelap dan mengenali gerak gerik mereka (Mrk 1:12-13).

Roh jahat itu meneriakkan tiga kalimat keras. Yang pertama bernada umpatan,
"Apa urusanmu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret!". Ia merasa terganggu
oleh kehadiran Yesus. Merasa dirusuhi. Marah. Kenapa tidak ngurus daganganmu
sendiri, begitu jalan pikirannya. Ia mengira Yesus sama seperti dia, mencari
pengaruh, memasarkan komoditi perkara batin dan kekuatan-kekuatan
supernatural. Yang kedua, roh jahat mulai merasa terancam, "Apakah engkau
datang untuk membinasakan kami?" Akhirnya ia malah menggertak bahwa ia kenal
siapa dia, yakni "Yang Kudus dari Allah." Mengatakan aku kenal siapa kamu
kerap bisa membuat orang jadi rada "groggy". Ada hal-hal yang disembunyikan
yang diketahui! Tapi benar juga bahwa kekuatan jahat betul-betul mengenal
apa dan siapa yang ada di situ. Ada wilayah suci yang tak memungkinkan roh
jahat bergerak. Dan wilayah itu ada pada "orang dari Nazaret" ini.
Keunggulannya jelas dirasakan. Itulah yang disaksikan orang-orang waktu itu
dan diberitakan kepada kita sekarang. Mereka makin bertanya-tanya, lalu
siapa sebetulnya dia yang diakui kewibawaannya bahkan oleh kawanan roh jahat
yang memakai kata "kami" itu. Jadi roh-roh seperti itu merasa terancam dan
gentar di hadapan orang Nazaret yang sedemikian dekat dengan Allah yang
Mahasuci.

Yesus menghardik dan menyuruh Roh itu diam. Kerasukan kerap berujud sebagai
pergi datangnya suara-suara yang tak keruan, yang mengacaukan dan
menakutkan. Kata-kata roh kepada Yesus itu kedengarannya biasa saja, tapi
sebenarnya amat mengacaukan. Suara-suara itu mau membuat Yesus pergi tanpa
mencampuri urusan ini. Mereka mau agar ia tidak menanggung risiko dicurigai
berkawan dengan kaum roh seperti itu. Juga diteriakkan apa ia mau
menghabisi. Yesus tidak membinasakan roh jahat. Tindakan ini bukan
urusannya. Itu urusan Allah Yang Maha Kuasa. Yesus mengeluarkan roh dari
dalam diri orang yang kerasukan yang mau mendekat kepadanya. Bahkan boleh
dikatakan, roh yang menjahati itu masih diberi kesempatan untuk tidak
menjahati lagi dan menemukan kembali asalnya yang sejati.

Sebelum dikeluarkan, roh tadi masih berusaha membingungkan Yesus dan mungkin
orang-orang lain dengan gelar "Yang Kudus dari Allah". Ia mau membuat Yesus
mulai takabur, merasa besar, dan mulai merasa diri sama dengan Yang Maha
Kuasa sendiri. Tadi roh jahat sudah berteriak apa Yesus itu mau
"membinasakan kami" - hal yang hanya bisa dilakukan Allah Maha Kuasa
sendiri. Maklum gelar "Yang Kudus" itu dalam kesadaran orang dulu dikenakan
kepada Allah sendiri, lihat Yes 40:25 dan 57:15, atau kepada imam Harun yang
dipilih Allah untuk berkurban bagi umat seperti Mzm 106:16, atau kepada nabi
besar Elisya dalam 2Raj 4:9. Yesus hendak dibuat merasa seperti orang-orang
besar itu, bahkan seperti Allah sendiri! Karena itulah Yesus menyuruh roh
tadi diam. Lihat betapa pintarnya roh jahat. Mengakui kalah tapi sekaligus
mau menanamkan benih ketakaburan yang bakal menjatuhkannya! Tetapi Yesus
tetap pada jalannya: ia menyuruh roh itu keluar dari diri orang malang tadi.

APA INI?

Reaksi orang-orang dicatat Markus dalam 1:27. Terjemahan LAI berbunyi, "Apa
ini? Suatu ajaran baru disertai dengan kuasa! Ia memberi perintah kepada
roh-roh ....". Memang teks aslinya digemakan. Tetapi naskah-naskah tua tidak
memakai tanda baca sehingga dapat pula dimengerti dan diterjemahkan sebagai
berikut: "Apa ini? Suatu ajaran baru! Disertai dengan kuasa ia memberi
perintah kepada roh-roh..." Apa yang hendak dijelaskan Markus dengan
ungkapan "disertai dengan kuasa" itu? Ajarannya yang didengar orang banyak
atau perintahnya kepada roh-roh? Kedua terjemahan tadi sama cocoknya dengan
teks asli. Bila demikian, kiranya Markus hendak menyampaikan bahwa ajaran
Yesus dan tindakan mengeluarkan roh jahat berhubungan erat satu sama lain.
Kedua-duanya "disertai dengan kuasa". Bacaan ganda ini juga termasuk makna
teksnya.

Injil Markus mengajak kita mendekat kepada pribadi Yesus. Bukan kepada
sekumpulan ajaran belaka. Keterpukauan orang-orang yang mengenal Yesus itu
disampaikan kepada kita supaya kita berani datang mendekat dan
mendengarkannya. Markus juga hendak membuat kita melihat bahwa dalam memberi
pengajaran, Yesus juga menyingkirkan pengaruh roh jahat yang mengancam kita.
Inilah kebesarannya. Inilah kuasanya. Dan kita diajak mendekat padanya.

Salam hangat,
A. Gianto


No comments:

Post a Comment