Featured Post

Berterima Kasih Atas Segala Hal

Seorang anak kecil usia 4 tahun diminta untuk berterima kasih saat doa sebelum makan malam Natal. Para anggota keluarga menundukkan kepala...

Minggu Prapaskah V B

Minggu Prapaskah V/B 25 Maret 2012 (Yoh 12:20-13)

Rekan-rekan yang budiman!

Waktu itu, seperti dikisahkan dalam Yoh 12:20-33, menjelang hari Paskah
banyak orang datang ke Yerusalem dengan tujuan mengikuti ibadah di Bait
Allah. Juga orang-orang yang bukan Yahudi. Di antara mereka ada orang-orang
Yunani yang mengikuti kepercayaan Yahudi. Di Kota Suci ini mereka mendengar
berita mengenai Yesus dan pengajarannya. Boleh jadi mereka juga tahu tentang
tindakan simbolik Yesus membersihkan tempat ibadat. Karena itulah mereka
ingin menemuinya. Dan mereka minta Filipus untuk memperkenalkan mereka
kepada Yesus. Filipus memberi tahu Andreas dan kedua-duanya menyampaikannya
kepada Yesus. Jawaban Yesus berisi hal-hal yang paling dalam mengenai
dirinya. Bagaimana penjelasan peristiwa yang dibacakan pada hari Minggu
Prapaskah V tahun ini?

ORANG YUNANI

Yang dimaksud dengan orang-orang Yunani dalam Injil Yohanes ialah mereka
yang secara etnik bukan Yahudi. Mereka dari macam-macam bangsa tapi latar
pendidikan mereka itu Yunani, yakni kebudayaan transnasional waktu itu. (Ada
pula orang Yahudi yang berbahasa Yunani - misalnya yang disebut dalam Kis
6:1 - tapi bukan merekalah yang dibicarakan di sini.) Dari antara
orang-orang Yunani itu ada yang mengikuti ibadat Yahudi. Nanti juga ada yang
menjadi pengikut Yesus. Mereka yang tertarik ikut hidup dalam komunitas
kristiani awal itu menghadapi persoalan mengenai siapa sebenarnya Yesus,
mengapa ia disalib, dan bagaimana peristiwa penyaliban itu menjadi
penyelamatan bagi semua orang. Inilah keadaan yang melatari peristiwa yang
disampaikan dalam bacaan hari ini.

Penderitaan dan kematian Yesus di salib menjadi tanda tanya besar bagi
pengikut-pengikutnya. Paulus merumuskan dalam 1Kor 1:23-24 "....kami
memberitakan Kristus yang disalibkan: Untuk orang Yahudi sebuah batu
sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi adalah kebodohan, tapi untuk
mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, Kristus
adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah". Dalam Injil Yohanes, persoalan yang
dihadapi orang Yahudi tercermin dalam percakapan dengan Nikodemus, sedangkan
yang dihadapi orang-orang Yunani muncul dalam bacaan hari ini.

Baik diingat, tindakan simbolik Yesus membersihkan Bait Allah berakhir
dengan pernyataan bahwa Bait Allah yang sebenarnya ialah Bait yang akan
dibangunnya kembali tiga hari setelah diruntuhkan, yakni dirinya sendiri
(Yoh 2:19). Dan Bait yang baru ini tidak lagi terikat pada batasan-batasan
ke-Yahudi-an. Tembok pemisah juga akan terbongkar dan Bait yang baru ini
Bait yang hidup. Bahkan dalam laporan Injil Markus mengenai peristiwa itu,
didapati pernyataan Yesus yang mengutip Yes 56:7 "Bukankah ada tertulis:
Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa?..." Termasuk mereka
inilah orang-orang Yunani tadi.

Orang-orang Yunani itu menghubungi Filipus yang kemudian menyampaikan
keinginan mereka bertemu Yesus kepada Andreas. Kiranya Filipus dan Andreas
berperan sebagai humas. Amat boleh jadi mereka juga orang-orang yang
berpendidikan modern dan luas kontaknya. Mereka memiliki keterampilan
bergaul. Kedua murid ini juga disebut dalam kisah pemberian makan orang
banyak dalam Yoh 6:1-15. Di situ mereka diminta oleh Yesus mengurus orang
yang mengikutinya. Dalam petikan kali ini mereka melantarkan keinginan
orang-orang Yunani tadi kepada Yesus.

INGIN MENEMUI YESUS

Filipus dan Andreas melantarkan keinginan orang-orang Yunani kepada Yesus
sendiri. Yohanes tidak menyebutkan alasannya. Langsung disampaikan
serangkaian penegasan dari Yesus (ay. 23-30). Ini cara Yohanes mengajak
pembaca ikut memasuki peristiwa yang ditampilkannya, seperti pernah kita
dapati dalam pertemuan antara Yesus dan Nikodemus. Kali ini pembaca juga
diajak menjadi orang yang ingin menemui Yesus dengan macam-macam pertanyaan.
Tetapi tidak semua rasa ingin tahu yang bermunculan dalam benak kita ada
arahnya yang jelas. Hanya ada sebagian yang benar-benar membawa kita maju.
Apa kiranya pertanyaan-pertanyaan itu? Dari jawaban Yesus yang panjang itu
dapat disimpulkan beberapa pokok berikut ini.

Saatnya sudah tiba, dia yang diikuti orang banyak itu mengalami penderitaan
dan mati disalib. Dari penegasan lain diketahui bahwa saat itu ditentukan
oleh Bapanya sendiri, bukan pihak lain, bukan pula oleh Yesus sendiri. Orang
diajak menyelami ketaatan Yesus serta kepasrahannya kepada Bapanya meskipun
jalan yang akan dititi masih gelap. Justru kesediaannya inilah yang membuat
Bapanya berkenan memberinya kebesaran. Penyerahan inilah yang memungkinkan
kehidupan baru. Dipakai perumpamaan biji yang jatuh ke tanah dan "mati",
tapi sebenarnya justru tumbuh menghasilkan buah banyak. Ia menjalaninya
sampai memperoleh hidup kekal bagi semua orang.

Tentunya orang akan bertanya-tanya, apa kita mesti seperti dia? Sering orang
terlalu antusias ke sana. Sebenarnya tidak diajarkan agar orang meniru Yesus
dan tidak seorang pun diminta ke sana. Yang diminta ialah mengikutinya.
Maksudnya, ikut mengusahakan agar ia dapat menjalankan perutusannya,
mengawaninya, juga dalam saat-saat gelap, tidak membiarkannya sendirian.
Tidak perlu ditafsirkan sebagai ikut menjalani penderitaan. Kalau cuma ikut
meneguhkan penderitaan belaka kita malah akan memberatkannya. Bersimpati,
solider dengan orang yang menderita berarti juga menyertainya dengan wajah
segar. Bukan dengan muka muram. Ini cara meringankan bebannya.

KESAKSIAN DARI ATAS,GUNTUR, MALAIKAT?

Disebutkan ada "suara dari surga", tapi orang-orang mengira "guntur" atau
"malaikat" yang berbicara kepada Yesus. Bagaimana penjelasannya? Ketiga hal
ini sebenarnya cara orang memahami wahyu ilahi. Yang pertama, "suara dari
surga" itu jelas cara sang Penginjil memahami secara batin pernyataan dari
atas sana. Pengalaman ini disampaikan kepada pembaca. Kini pembaca tahu apa
yang sedang terjadi. Cara ini juga dipakai dalam Injil Sinoptik (Markus,
Matius, Lukas) dalam kisah pembaptisan Yesus dan penampakan kemuliaannya di
gunung. Yang kedua dan ketiga, "Sebagai guntur" dan "malaikat yang
berbicara", adalah cara pemahaman orang banyak. Dirasakan ada sesuatu yang
hebat, yang mencekam, yang dari atas sana, tetapi isinya tak segera
disadari. Butuh penjelasan dari yang dari atas sana juga, yakni "malaikat".
Motif seperti ini kerap muncul dalam tulisan-tulisan apokaliptik. Orang
mendapat penglihatan atau pengalaman hebat, tetapi butuh pertolongan dari
malaikat untuk memahaminya. Orang banyak mengira Yesus juga mengalami guntur
dan memahami artinya dari penjelasan malaikat. Tetapi pembaca tahu bahwa
sebenarnya Yesus mengalaminya dengan cara yang berbeda. Yesus langsung
menangkap maksud Bapanya dan dapat menjelaskannya kepada siapa saja. Ada
kebijaksanaan padanya untuk memahami keilahian. Oleh karenanya, ia dapat
membawakannya kepada orang banyak.

Kita juga akan bertanya-tanya apa artinya perkataan dari langit "Aku sudah
memuliakan dan akan memuliakannya lagi!" Yesus sendiri menjelaskannya. Dalam
ay. 30 dikatakannya bahwa perkataan itu bukan demi dia, melainkan demi orang
banyak sehingga mereka mengerti bahwa dunia telah mendapatkan penghakiman.
Yang menguasai dunia ini akan dicampakkan keluar ketika Yesus ditinggikan
dari bumi, maksudnya, nanti ketika ia disalib, wafat dan dibangkitkan. Tak
meleset bila "penguasa dunia" di situ kita mengerti sebagai kuasa kegelapan
dan kematian yang menakutkan. Kuasa itu kini sudah dihakimi dan diputuskan
tidak lagi mengurung dunia dan akan segera tersingkir oleh terang, yakni
sang Sabda yang diperdengarkan kepada orang banyak dalam ujud diri Yesus.

JUGA BAGI KITA?

Orang-orang Yunani mendengar semua itu langsung dari Yesus. Mereka mencari
kebijaksanaan, dan sang kebijaksanaan sendiri memperkenalkan diri kepada
mereka. Orang-orang Yunani mewakili umat manusia yang bukan Yahudi, yang
tidak termasuk mereka yang mendapat wahyu ilahi turun-temurun. Tetapi
keinginan tahu mereka membawa mereka mendekat kepada dia. Kepada orang-orang
inilah kebijaksanaan datang. Itulah wahyu bagi mereka. Juga bagi orang zaman
ini.

Yang mendekat kepada Yesus boleh berharap mendengar lebih tentangnya dari
pada yang hingga kini terpikirkan. Perkenalan diri Yesus mencakup hal-hal
baru tentang yang perkara-perkara yang sudah mulai dipercaya. Itulah
dinamika iman kepercayaan. Sudah beribu kali didengar tentang salib, wafat,
dan kebangkitan Yesus - tapi tetap akan didapati yang baru. Syaratnya, orang
berani berkata, seperti orang-orang Yunani tadi: Pak,/Mas,/Bang,/Mo, kami
ingin menemui Yesus - dia yang sudah Anda kenal dari dekat itu!

Kata-kata tadi diucapkan kepada Filipus dan diteruskan kepada Andreas.
Bagaimana bila keinginan seperti itu disampaikan kepada kita, para humas
sang Sabda pada zaman ini? Filipus dan Andreas dulu diminta Yesus membagikan
makanan bagi orang banyak yang berbondong-bondong mengikutinya (Yoh 6:1-15).
Perkenalan diri Yesus juga akan semakin berlimpah buahnya bila semakin
dibagikan kepada orang banyak.

Salam hangat,
A. Gianto

No comments:

Post a Comment