Featured Post

Berterima Kasih Atas Segala Hal

Seorang anak kecil usia 4 tahun diminta untuk berterima kasih saat doa sebelum makan malam Natal. Para anggota keluarga menundukkan kepala...

Injil Minggu Biasa XXVII C


                                                                      InjMg XXVII C 6 Okt 2013 (Luk 17:5-10)

Rekan-rekan,
Luk 17:5-10 (Injil Minggu Biasa XXVII tahun C) memuat dua pokok pembicaraan. Yang pertama, ayat 5-6, menyebutkan permintaan para murid agar iman mereka ditambah serta reaksi Yesus terhadap permintaan ini. Yang kedua, ayat 7-10, berisi ajaran agar murid-murid bersikap sebagai hamba yang tak mengenal istirahat dan tidak memikirkan jasa sendiri. Untuk mengerti hubungan di antara kedua bagian itu dan maksud seluruh petikan, marilah kita lihat konteksnya, yaitu beberapa nasihat dalam Luk 17:1-4 yang mendahului petikan ini. Dalam ayat 1 ditampilkan perkataan Yesus bahwa mustahil tidak akan ada hal yang membuat orang berbuat salah. Pandangan Guru itu kini amat realistis. Ia dapat memahami bila orang jatuh ke dalam dosa. Inilah sisi lain pengajarannya yang di sana sini sering terdengar keras dan banyak tuntutannya. Tapi dalam ayat berikutnya ia bersikap tegas terhadap orang yang menyebabkan sesama jatuh ke dalam dosa, terutama yang lemah: "Lebih baik baginya jika sebuah batu giling diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke laut daripada menyebabkan orang-orang kecil ini berbuat dosa!" Selanjutnya dalam ayat 3-4 diberikan nasihat agar para murid menegur orang yang bersalah dan bila menyesal, hendaknya ia dimaafkan sepenuhnya. Tentu saja untuk menerima semua ajaran ini para murid merasa butuh memiliki pegangan yang kuat, paling tidak untuk menaklukkan diri. Untuk itu mereka meminta tambahan iman seperti terungkap dalam ayat 5 yang menjadi awal petikan yang dibacakan hari ini.

Injil Minggu Biasa XXVI C

Injil Minggu XXVI C 29 September 2013 (Luk 16:19-31)


Rekan-rekan yang budiman!
Ada baiknya perumpamaan orang kaya dan Lazarus (Luk 16:19-31; Injil Minggu Biasa XXVI tahun C) dipahami dalam konteks kehidupan Gereja Awal. Kini cukup diketahui bahwa generasi kedua para pengikut Yesus kebanyakan berasal dari kalangan menengah seperti para pengusaha, pedagang, sarjana, tabib, guru, seniman yang bekerja pada keluarga-keluarga bangsawan atau penguasa militer di kota-kota di wilayah kekuasaan Romawi. Perkembangan umat memang pertama-tama meluas ke lapis atas dalam masyarakat. Dari sana baru kemudian ke lapis-lapis lain di masyarakat luas.

Injil Minggu Biasa XXV C

Injil Minggu XXV/C 22 September 2013 (Luk 16:1-13)

Rekan-rekan yang baik!

Perumpamaan mengenai bendahara yang tidak jujur dalam Luk 16:1-8a
dilanjutkan dengan pernyataan bahwa kepintaran anak-anak dunia ini melebihi
anak-anak terang (ayat 8b-9) ditambah pepatah barangsiapa setia dalam
perkara kecil bisa dipercaya pula dalam perkara besar (ayat 10-12). Petikan
yang dibacakan pada hari Minggu Biasa XXV tahun C ini berakhir dengan
penegasan bahwa tak mungkin mengabdi dua tuan (ayat 13). Ada ajakan untuk
menemukan jalan lurus dalam liku-liku kehidupan di dunia ini. Dengan kata
lain, orang beriman didorong agar berani belajar dari kenyataan dalam
kehidupan yang acap kali terasa berlawanan dengan cara hidup "orang
baik-baik".

Injil Minggu Biasa XXIII C

Injil Minggu XXIII C 8 Sept 2013 (Luk 14:25-33 )


Rekan-rekan!
Pada awal Luk 14:25-33 yang dibacakan pada hari Minggu Biasa XXIII tahun C disebutkan bahwa "ada banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanannya" (ayat 25). Tentunya yang dimaksud ialah perjalanan ke Yerusalem, tempat nanti ia ditolak dan disalibkan tapi akan dibangkitkan setelah wafat. Dengan berita yang bunyinya sederhana itu Lukas mau membuat pembaca merasa bertanya-tanya apakah semua orang banyak itu juga berani mengikutinya terus sampai ke akhir perjalanannya. Pertanyaan itu juga diharapkan timbul dalam diri kita yang berusaha menyertai perjalanan Yesus.