H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm
MINGGU BIASA XVII/A/2014
1Raj 3:5.7-12 Rm 8:28-30 Mat 13:44-52
PENGANTAR
Dalam Injil Matius jang pendek hari ini (Mat 13:44-46) Yesus bersabda dalam dua perumpamaan tentang harta yang terpendam dan tentang mutiara yang sangat berharga. Apa sebenarnya yang ingin disampaikan Yesus kepada murid-murid-Nya dan kepada masyarakat sezaman-Nya, tetapi juga berlaku bagi kita di zaman kita sekarang ini. Marilah di dalam perumpamaan yang sederhana itu kita dapat menemukan pesan mendasar, yang harus kita jadikan pegangan hidup kita.
HOMILI
Isi pesan yang ingin disampaikan Yesus dalam perumpamaan itu ialah kenyataan, bahwa Kerajaan Allah, yang berabad-abad diwartakan para nabi, telah tiba. Kedatangan-Nya di dunia ini itulah kedatangan Kerajaan Allah. Harta yang terpendam dan mutiara yang sangat berharga, - itulah Yesus! Dengan perumpamaan-perumpamaan itu Ia ingin menegaskan, bahwa keselamatan Allah telah datang secara cuma-cuma, dan dilaksanakan atas inisiatif Allah sendiri. Ia meyakinkan kenyataan itu. Percayalah dan sadarilah jangan disia-siakan! Dibutuhkan suatu keputusan yang definitif.
Perumpamaan Yesus itu juga dapat dipakai untuk menggambarkan keadaan dan harapan suatu keluarga, komunitas, suatu badan atau lembaga, bahkan suatu bangsa dan negaranya. Bangsa kita ingin merdeka, dan sesudah merdeka menginginkan perdamaian dan kesejahteraan. Ternyata apa yang diharapkan itu belum tercapai menurut cita-citanya. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada umumnya dilaksanakan oleh rakyat dengan harapan memiliki suatu kepemimpinan yang mampu membawa Negara dan bangsanya kepada perdamaian, keadilan dan kesejahteraan. Untuk mencapai cita-cita itu dibutuhkan keyakinan dan keputusan yang pasti dan definitif. Setiap warga negara maupun sebagai keseluruhan harus menyadari peranan dan tanggung jawabnya bersama secara sungguh-sungguh.
Tetapi pertama-tama pesan Yesus dalam kedua perumpamaan itu ditujukan kepada kita masing-masing sebagai murid-Nya. Kita memang percaya, bahwa Kerajaan Allah sudah tiba dengan kedatangan Yesus. Kita bahkan berkat baptis secara resmi telah menjadi pengikut-Nya. Dengan demikian suatu harta, suatu mutiara sangat berharga menantikan kita! Jangan sampai kesempatan luarbiasa ini kita abaikan! Kita menghadapi risiko yang besar apabila kesempatan ini tidak kita gunakan dengan sungguh-sungguh. Mengapa? Karena hanya Yesuslah harta dan mutiara yang merupakan garansi/asuransi hidup kita! Mengapa?
Kita ini hidup dalam suatu masyarakat, di mana penduduknya tidak dapat hidup dengan pasti dan tenang tanpa asuransi. Banyak orang mengasuransikan sebagian dari miliknya, bahkan ada yang mengamankan seluruh miliknya. Tetapi sebenarnya yang paling penting ialah memiliki asuransi hidupnya! Kita bertanya, bagi siapakah asuransi itu berguna atau perlu? Sebagai ganti kerugian untuk apa? Apakah asuransi membebaskan kita dari kematian? Jelas tidak mungkin! Tetapi bila kita dipanggil Tuhan, kita menerima suatu ganti kerugian!
Kerajaan Allah juga merupakan suatu asuransi bagi hidup kita dan menghindarkan kita dari kematian . Bukan hanya bagi kita selama masih hidup, melainkan juga bila kita sudah dipanggil Tuhan. Yesus bersabda: “Barangsiapa percaya kepada-Ku, meskipun meninggal, ia akal hidup”. Nah, untuk memahami sabda Yesus itu, kita harus tahu bersedia melaksanakan tuntutan-Nya ini: “menjual seluruh milik”. Atau melepaskan diri dari segalanya. Dengan kata lain: apabila perlu, kita harus mau dan bersedia berkorban sepenuhnya. Kita ini harus berikhtiar hidup dan bekerja sepenuhnya, bukan supaya mampu membayar harga mutiara yang ingin kita peroleh, sebab mutiara itu memang tidak ternilai harganya, melainkan agar kita dapat sepantas mungkin menerimanya!
Dalam kedua perumpamaan itu ada dua hal perumpamaan yang patut kita perhatikan. Yang pertama ialah orang yang pergi, menjual dan membeli. Yang kedua ialah harta yang terpendam dan mutiara yang dijual. Si pemilik tanah tidak mengetahui harta yang terpendam di tanahnya, maka tanahnya dijual kepada siapapun yang menghendakinya. Dan si pemilik mutiara tidak mengetahui nilainya yang sebenarnya, maka tak berkeberatan dibeli orang lain yang menginginkannya.
Apakah kiranya pesan kedua perumpamaan itu bagi kita umat kristiani?
Secara resmi kita ini sebagai umat, yang telah dibaptis, telah menemukan dan menerima harta dan mutiara yang tak ternilai harganya: Yesus Kristus. Sejauh manakah kita sungguh memiliki dan memelihara Dia sebagai milik paling berharga? Hubungan kita dengan Yesus harus terus kita perkuat sekuat tenaga. Yesus harus dapat membuat kita sungguh bergembira seperti orang dalam Injil yang dapat menemukan dan membeli harta dan mutiara yang tak ternilai harganya.
Jangan sampai kita sebagai umat kristiani sejati tidak sadar akan kebersamaan kita dengan Kristus, sehingga Ia terjual kepada orang lain dan tidak kita kenal lagi.
Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm
No comments:
Post a Comment