Featured Post

Berterima Kasih Atas Segala Hal

Seorang anak kecil usia 4 tahun diminta untuk berterima kasih saat doa sebelum makan malam Natal. Para anggota keluarga menundukkan kepala...

Minggu Biasa III A - 16 Desember 2007

Bacaan Pertama Minggu Adven III/A 16 Desember 2007 (Yes 35:1-6a)

DITUNTUN KEMBALI OLEH DIA SENDIRI!

Rekan-rekan yang baik!
Petikan kali ini, Yes 35:1-6a, dipungut dari kumpulan nubuat yang dihimpun
dalam Yes 34-35. Di situ digambarkan keadaan di masa mendatang ketika umat
Israel akan mengalami kembali kejayaannya di bawah pimpinan Tuhan mereka
yang bakal mengalahkan kekuatan-kekuatan lawan. Gagasan seperti ini timbul
di kalangan umat ketika mereka mengalami kejatuhan dan sulit bangun kembali.
Dalam keadaan itulah mereka mengingat-ingat kembali apa yang terjadi pada
mereka dulu dan kini dengan penuh kepercayaan berharap bahwa Ia bakal tetap
menolong umatNya menemukan kembali tempat mereka. Petikan ini mengungkapkan
kemantapan ini.

UMAT DI PENGASINGAN

Akan berfaedah mengingat kembali kejadian-kejadian pokok yang melatari
bacaan kali ini. Pada tahun 587 seb. Masehi, kota Yerusalem digempur oleh
Nebukadnesar, raja Babilonia yang menawan para pemimpin serta orang-orang
penting di Yehuda dan membawa mereka ke Babilonia. Di sana mereka hidup
dengan cukup leluasa dan berpenghasilan cukup. Namun tokoh-tokoh itu tetap
mendambakan pulang ke Yerusalem dan membangun kembali kota itu dan
kejayaannya. Dalam keadaan ini muncullah serangkai khotbah yang memberi
semangat serta harapan ke arah itu. Mereka mengaktualkan kembali iman
kepercayaan akan Tuhan mereka yang dahulu kala memimpin keluar leluhur
mereka dari tanah perbudakan di Mesir. Kini Ia akan juga membawa mereka
kembali ke negeri mereka. Musuh serta penindas akan dikalahkannya dan Ia
akan bertahta kembali di kota suciNya. Dalam kitab Yesaya, ada bagian yang
menggarap hal ini yakni Yes 40-55 yang lazim disebut Deutero-Yesaya.
Babilonia kemudian ditaklukkan Persia tahun 539 seb. Masehi. Tahun
berikutnya orang-orang Yahudi diberi kesempatan oleh penguasa Persia untuk
pulang dan membangun kembali negeri mereka. Kejadian sejarah ini semakin
meneguhkan harapan akan terbangunnya kembali Yerusalem. Ingatan akan khotbah
dan tulisan-tulisan yang menggugah iman dan semangat tadi dikumpulkan dan
diperluas dengan teks-teks yang menggarisbawahi kejayaan Tuhan mereka
terhadap kekuatan-kekuatan yang melawan umatNya. Inilah yang kemudian
dikenal sebagai tulisan apokaliptik yang terkumpul dalam Yes 56-66 yang
disebut para ahli sebagai Trito-Yesaya. Bahan yang kini terdapat dalam Yes
24-27 dan Yes 34-35 itu sejalan dengan nada apokaliptik tadi.

DIA YANG MEMBAWA KEMBALI

+ Tolong jelakan maksud bacaan pertama ini. Kok nadanya penuh hura-hura.

- Ehm. Yes 35:1-6a memantulkan pemikiran teologis tentang kepercayaan
turun-temurun dengan menghadapkannya pada pengalaman yang nyata kini - di
tempat pembuangan di negeri Babilonia.

+ Nanti dulu, kalau bener nangkapnya, waktu itu orang tidak lagi merasa bisa
berpegang begitu saja pada keyakinan turun-temurun, eh sukar menerima
kebenaran iman yang diajarkan leluhur, begitukah?

- Masalah umat waktu itu begini. Ada ajaran kepercayaan turun-temurun bahwa
Tuhan mereka telah memilih umatNya dan berjanji melindunginya dan memberinya
kebesaran. Tapi nyatanya Yerusalem digempur, para pemimpin ditawan, umat
hidup di tempat pengasingan. Bagaimana bisa terjadi? Taruh kata memang umat
telah bersalah, apa memang kedosaan umat itu menghapus kesetiaanNya pada
janji-janjiNya kepada leluhur? Kalau begitu apa perlakuanNya terhadap umat
mesti diukur dengan kedosaan umatNya? Ini soal iman.

+  Jadi orang mulai bertanya-tanya, bila Dia memang betul-betul Maha Besar,
maka Ia dapat mengatasi kedosaan yang sebesar apapun dengan kerahimanNya.
Orang ditantang untuk berani berpikir ke situ. Ini krisis.

- Tetapi mereka juga melihat keadaan sedang berubah. Penguasa Persia kini
memberi kesempatan mereka pulang membangun kembali negeri mereka. Bagi
mereka ini tanda bahwa Tuhan masih setia.

+ Boleh dikata dalam masa pengasingan itu Tuhan mereka berani solider
mengalami kejatuhan pamor juga?

- Ini amatan yang tajam. Betul. Mereka mendapati Dia bersedia ikut mengalami
kesukaran dan menghadapinya bersama umatNya. Bila begitu mengapa kecil hati,
begitulah keyakinan umat tergugah kembali.

+ Karena percaya tetap disertai Tuhan, umat menemukan kembali gairah
meninggalkan tempat perbudakan di Mesir dan menempuh perjalanan ke tanah
terjanji di bawah pimpinanNya, seperti leluhur mereka dulu.

- Tapi perjalanan kali ini akan lebih mulus. Tempat-tempat sekering
padanggurun akan bertukar menjadi tempat yang subur dan memberi hidup
(Yes
35:1-2). Orang-orang yang tadinya kehilangan arah karena "buta", "tuli",
"tertatih-tatih", "bisu" kini dapat melihat dan mendengar kembali dan akan
dapat bergegas melompat (ay. 5-6a) karena mereka telah memperoleh kekuatan
kembali dari Tuhan mereka yang kebesarannya kini dipercaya dan ditegaskan
kembali dengan lantang (ay. 3-4).

+ Jadi petikan ini mencerminkan penerapan gagasan lama ke masa kini.

- Betul. Kepercayaan akan Tuhan yang memerdekakakan dari perbudakan Mesir
menjadi kekuatan umat kini untuk berharap dapat membangun kembali negeri
mereka. Ada keyakinan besar mereka dituntun oleh Yang Maha Kuasa sendiri ke
sana, seperti leluhur mereka dulu.

DALAM TUNTUNANNYA

Dapat dirasa-rasakan bagaimana suasana batin orang-orang di pengasingan di
Babilonia tadi. Mereka kini merasa terdukung oleh Tuhan mereka, tidak
dibiarkan sendiri. Bahkan mereka melihat bagaimana Ia mengubah suasana kelam
menjadi penuh harapan. Pokok-pokok di atas tadi dapat diaktualkan kembali
bagi masa kini dengan menonjolkan suasana batin tadi.

Kesuburan bisa tumbuh di jalan sekersang apapun bila dilalui dan dijalani
dalam iman yang sungguh, yang mengubah kekeringan menjadi tempat yang meriah
dan indah. Hanya dengan penglihatan dan pendengaran yang peka akan kehadiran
Pembawa kehidupan sendiri, yakni Dia yang membimbing umatNya di perjalanan
hidup mereka, barulah kesuburan tadi tampak indah ("berbunga") dan terdengar
meriah ("bersorak-sorak"). Juga perjalanan hidup yang dapat meletihkan kini
akan enteng dijalani. Selemah apapun orang akan mendapatkan kembali kekuatan
karena Ia ada bersamanya. Dan itulah yang diwartakan dengan nada penuh
gembira oleh orang-orang yang tadinya bisu bungkam seribu bahasa.

Acap kali orang merasa hidup batin sesak, tidak merdeka, ada keterbatasan
ruang gerak, sering juga ada keleluasaan menalarkan hal-hal yang
bersangkutan dengan hidup beriman. Pembicaraan ini tak usah dikenakan pada
masalah kebebasan beragama atau perseteruan atas dasar agama. Itu soal lain.
Perkembangan hidup rohani kerap ditandai dengan kebutaan, ketulian, serta
ketertatih-tatihan batin. Dalam keadaan ini orang butuh pertolongan agar
melihat kembali, mampu mengerti dan bisa berjalan cepat mengejar
ketinggalan.

Nanti dalam ulasan bacaan Injil bagi hari Minggu ini (Mat 11:2-11) akan
diuraikan bagaimana umat Perjanjian Baru menerapkan iman turun-temurun tadi
kepada Yesus. Petikan Injil itu bahkan menampilkan Yesus yang mengutip Yes
35:5-6 guna menjelaskan siapa dirinya, yakni dia yang sudah diramalkan dalam
nubuat tadi.

===============================

Injil Minggu Adven III/A 16 Desember 2007 (Mat 11:2-11)

ENGKAUKAH YANG DIJANJIKAN BAKAL DATANG?

Dalam Mat 11:2-11 diceritakan bagaimana Yohanes Pembaptis mengutus
murid-muridnya kepada Yesus untuk memastikan apakah ia itu betul dia yang
diwartakan bakal datang (ay. 2-3) dan jawaban Yesus (ay. 4-6). Selanjutnya,
ketika murid-murid Yohanes telah pergi, Yesus berbicara kepada orang banyak
mengenai Yohanes Pembaptis (ay. 7 dst.).

MENCARI TAHU - MEMASTIKAN - MENERIMA

Beberapa waktu sebelumnya, Yohanes Pembaptis ditangkap oleh Herodes Antipas
(Mat 4:12). Ini perkara politik. Warta kenabian dan seruan pertobatannya
Yohanes membuat guncangan di masyarakat dan dikhawatirkan akan membahayakan
kedudukan Herodes di hadapan penguasa Romawi. Ada alasan lain. Yohanes
pernah mengecam keras perkawinan Herodes dengan Herodias yang waktu itu
masih bersuamikan saudara tiri Herodes sendiri (Mat 14:4; terlarang menurut
Im 18:6). Di penjara Yohanes masih bisa menerima kunjungan murid-muridnya.
Dari merekalah Yohanes mendengar tentang Yesus yang mulai dikenal di
masyarakat.

Menurut Mat 3:11, Yohanes memaklumkan kedatangan dia yang lebih berkuasa
daripadanya yang akan membaptis dengan Roh dan api sehingga orang dapat
memasuki Kerajaan Surga setelah menerima baptisan tobat yang diserukannya.
Tetapi belum jelas baginya siapa orangnya. Dalam pemaklumannya nama Yesus
memang tidak disebut. Ketika Yesus datang kepadanya minta ikut dibaptis (ay.
13-15), Yohanes tentunya menduga bahwa dia inilah orangnya. Ada pengalaman
rohani. Injil menggambarkannya dengan terdengarnya kata-kata dari langit
bahwa Yesus itu anak terkasih dan mendapat perkenan ilahi (ay. 17.) Tetapi
diakah orang yang dinanti-nantikan? Keragu-raguan ini tidak perlu
ditafsirkan sebagai kekurangpercayaan. Dibutuhkan berita lebih lanjut yang
bakal memastikan bahwa dia itulah orangnya. Iman yang hidup tetap butuh
informasi yang aktual, bukan sekadar mengamini rumus-rumus kepercayaan saja.

PERCAYA  -  TINDAKAN APA ITU?

Pertanyaan Yohanes apakah Yesus itu betul-betul dia yang bakal datang, atau
masih akan ada orang lain, menunjukkan bahwa Yohanes ingin mendengar berita
yang tepercaya. Ia juga mau mengajar murid-muridnya agar berani mengenal
siapa tokoh Yesus itu sesungguhnya dengan menemuinya sendiri.

Termasuk tindakan beriman usaha mengerti mana tanda-tanda yang bisa membuat
orang percaya. Percaya dan beriman itu seperti semua tindakan manusia, bisa
dan butuh dipertanggungjawabkan. Iman bukan hanya perasaan mantap sehidup
semati saja. Malah rasa mantap seperti itu bakal kurang berdaya menghadapi
pelbagai tantangan baru.

Yohanes sebetulnya menghadapi masalah "teologi dasar" seperti itu. Di hati
dan dalam niatan ia percaya bahwa ada yang bakal datang mengutuhkan warta
Kerajaan Surga. Tapi siapakah dia itu dalam kenyataannya? Orang yang
dikabarkan di mana-mana mengerjakan perkara-perkara ajaib itukah? Bila
betul, bagaimana penjelasannya? Apa ada kelanjutan dengan cara-cara Yang
Ilahi mewahyukan kehendakNya dan memperkenalkan diri dulu? Apa betul-betul
dapat diterima manusia. Atau tokoh yang sekarang populer itu cuma mau
memanfaatkan gairah orang banyak melihat hal-hal yang mengguncang batin tapi
tidak membawa ke pengalaman yang lebih utuh? Apa ia membantu orang menjadi
makin mandiri batinnya atau malah membuat mereka menjadi permainan
dorongan-dorongan rohani yang tak berujung pangkal?

Kebutuhan mempertanggungjawabkan terasa mendesak karena pada waktu itu warta
yang dibawakan Yohanes dan pengajaran yang diberikan Yesus sering
dipertanyakan dan bahkan ditolak. Dalam Mat 11:16-19, yang menjadi konteks
bacaan hari ini, disebutkan, ada orang-orang yang menganggap Yohanes
kerasukan setan karena menjalankan laku tapa keras, malah ada yang tidak
menggubris Yesus walaupun ia tidak seperti pertapa hidupnya. Bahkan
kebaikannya kepada para pemungut pajak dan pendosa dijadikan bahan cibiran.
Memang sepanjang Mat 11-12 digambarkan sikap orang-orang yang tidak mau
menerima warta Yohanes dan kehadiran Yesus sendiri.

TANDA-TANDA KEDATANGANNYA

Yesus meminta agar murid-murid Yohanes melaporkan kepada guru mereka apa
yang mereka lihat dan dengar, yakni orang buta melihat, orang lumpuh
berjalan, orang kusta sembuh, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan
dan kepada orang miskin dibawakan berita gembira. Kesembuhan ajaib itu
diceritakan dalam Mat 8-9: tentang orang buta, lihat 9:27 dst.; orang lumpuh
8:5 dst. dan 9:1 dst.; orang kusta 8:1 dst.; orang tuli 9:32 dst.; orang
mati 9:18 dst. Peristiwa-peristiwa ini memenuhi warta Yes 35:5-6: "Pada
waktu itu mata orang-orang buta akan bisa melihat dan telinga orang-orang
tuli akan bisa mendengar. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti
rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai...." Pewartaan kabar gembira
kepada kaum miskin membuat Yesus serasa memenuhi yang sudah dikatakan dalam
Yes 61:1, "Roh Tuhan ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku. Ia
telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang
sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan
pembebasan kepada orang-orang tawanan...." Pendengar diminta menyimak
kembali pewahyuan ilahi yang sudah sering didengar dan mencoba melihat
kenyataannya sekarang. Penyembuhan dan kabar gembira kepada orang-orang yang
sengsara tadi membuat kedatangan Yesus semakin dapat dipertanggungjawabkan,
semakin "accountable".

Pada akhir jawabannya, Yesus menyebut berbahagia orang "yang tidak
menolaknya", ungkapan aslinya, "yang tidak tersandung karena aku". Orang
yang bisa menerima warta Yesus tanpa merasa tersinggung dan menyambutnya
dengan merdeka boleh merasa bahagia. Mereka ini menerima Kerajaan Surga
(bdk. Mat 5:3 dst. - Sabda Bahagia). Begitulah kebahagiaan tercapai dengan
mencari tahu bagaimana dan dengan cara apa kedatangannya menjadi semakin
bermakna dan semakin bisa dinikmati orang zaman ini. Menayangkan Yesus
sebagai tokoh yang ekslusivist rasanya sudah bukan zamannya lagi, di mana
saja. Tetapi memperkenalkannya sebagai sosok yang bisa menghadirkan
keilahian yang penuh pengertian membuat pewarta iman makin bisa disebut
berbahagia.

TENTANG YOHANES PEMBAPTIS LAGI

Setelah murid-murid Yohanes pergi, Yesus mulai berbicara mengenai Yohanes.
Dikatakannya bahwa orang-orang datang kepada tokoh itu karena ia tidak
seperti "buluh digoyang angin" (ay. 7), sebuah ibarat yang mirip ungkapan
Indonesia "seperti air di daun talas". Mereka datang untuk berguru kepada
orang yang wataknya kuat, kepada orang yang berprinsip, berkepribadian.
Itulah Yohanes Pembaptis.

Ditambahkan bahwa mereka tentunya tidak ke tempat sepi untuk menemui orang
yang "berpakaian halus" (ay. 8-9). Mereka datang mendengarkan seorang nabi
yang menyampaikan sabda Tuhan. Yohanes digambarkan memakai pakaian kasar
dari bulu unta dan berikat pinggang kulit (Mat 3:4) seperti nabi zaman dulu
(bdk. pakaian nabi Elia dalam 2 Raj 1:8)! Juga di zaman sekarang orang masih
suka mendengar tokoh yang berintegritas kenabian tetapi yang tidak
memaksa-maksakan penghayatan sendiri.

Siapakah yang dimaksud dengan "yang terkecil dalam Kerajaan Surga" yang
lebih besar daripada Yohanes Pembaptis, yang hingga kini tak ada yang
melebihinya? Bila diingat kata-kata Yohanes Pembaptis sendiri, maka jelas
yang dimaksud ialah Yesus. Dalam Mat 3:11 Yohanes menegaskan, akan datang
yang lebih berkuasa daripadanya dan dia ini akan membaptis dengan Roh dan
api. Tapi kemudian bagaimana bisa dijelaskan bahwa menurut Mat 11:11 Yesus
itu "terkecil" dalam Kerajaan Surga? Gagasan paling kecil bisa dikenakan
kepada orang yang ditugasi melayani orang lain. Dan dalam Mat 20:28 Yesus
menerapkan gagasan melayani tadi kepada dirinya sendiri. Ia datang bukan
untuk dilayani melainkan untuk melayani. Untuk membuat Yang Ilahi mendekat
kepada manusia. Itulah kebesarannya.

Seandainya hari ini kita bertanya kepada Yesus, "Engkaukah dia yang bakal
datang?", jawabannya akan sama. Ia akan mengajak kita memahami karya ilahi
yang masih tetap berlangsung di antara kita di dunia ini kendati sering
masih terselubung. Itulah jalan mengenalinya. Lalu, apa kita bisa
mengharapkan diri kita juga akan dibicarakan oleh Yesus dengan para penghuni
surga - seperti dulu ketika ia berbicara tentang Yohanes kepada orang
banyak? Matt mengangguk penuh pengertian. Kita boleh merasa beruntung
disertai Matt dalam Masa Adven ini.

Salam hangat,
A. Gianto

No comments:

Post a Comment