Seorang dokter menghampiri tukang sol sepatu.
"Apa ini bisa disol?" tanyanya.
"Wah, ini mash masih bagus dan kuat, dok," jawab si tukang sol.
"Baiklah kalau begitu," ujar si dokter sambil bergerak hendak pergi. Tapi secepat itu pula tukang sol menahan langkahnya.
"Tunggu, dokter," cegah tukang sol, "Bayar dulu lima ribu rupiah."
"Bayar? Apa yang harus saya bayar?" tanya si dokter keheranan.
"Apa bedanya saya dengan dokter? Ketika kemarin dokter memeriksa saya, dokter bilang saya tidak apa-apa, tapi dokter toh tetap mengutio biaya lima puluh ribu rupiah dari saya."
"Apa ini bisa disol?" tanyanya.
"Wah, ini mash masih bagus dan kuat, dok," jawab si tukang sol.
"Baiklah kalau begitu," ujar si dokter sambil bergerak hendak pergi. Tapi secepat itu pula tukang sol menahan langkahnya.
"Tunggu, dokter," cegah tukang sol, "Bayar dulu lima ribu rupiah."
"Bayar? Apa yang harus saya bayar?" tanya si dokter keheranan.
"Apa bedanya saya dengan dokter? Ketika kemarin dokter memeriksa saya, dokter bilang saya tidak apa-apa, tapi dokter toh tetap mengutio biaya lima puluh ribu rupiah dari saya."
No comments:
Post a Comment