Seorang pemain golf profesional, Paul W. M Cummings, bertanding dalam sebuah turnamen golf. Ia baru saja membuat pukulan yang bagus sekali yang jatuh di dekat lapangan hijau.
Ketika ia berjalan di fairway, ia mendapati bolanya masuk ke dalam sebuah kantong kertas pembungkus makanan yang mungkin dibuang sembarangan oleh salah seorang penonton.
Bagaimana ia bisa lanjut memukul bola itu dengan baik?
Sesuai dengan peraturan turnamen, jika ia mengeluarkan bola dari kantong kertas itu, ia terkena pukulan hukuman.
Tetapi jika ia memukul bola bersama-sama dengan kantong kertas itu, ia tidak akan bisa memukul dengan baik. Salah-salah, ia mendapatkan skor yang lebih buruk lagi.
Banyak pemain mengalami hal serupa. Hampir semuanya memilih untuk mengeluarkan bola dari kantong kertas itu dan menerima hukuman. Setelah itu mereka bekerja keras sampai ke akhir turnamen untuk menutup hukuman tadi.
Hanya sedikit, bahkan mungkin hampir tidak ada, pemain yang memukul bola bersama kantong kertas itu. Resikonya terlalu besar.
Namun, pemain profesional ini tidak memilih satu di antara dua kemungkinan itu. Dia memilih bertanya kepada caddy-nya apa yang sebaiknya dilakukan?
Tiba-tiba caddy-nya merogoh sesuatu dari saku celananya dan mengeluarkan sekotak rokok kretek. Dibukanya kotak rokok itu yang ternyata didalamnya ada korek api. Lalu ia membakar kantong kertas itu sehingga habis terbakar dan menyisakan bola golf itu. Segera Paul Cummings memilih tongkat yang tepat, membidik sejenak, mengayunkan tongkat, wuuss... bola terpukul dan jatuh persis di dekat 'hole' (lobang) di lapangan hijau.
Bravo...!! Dia tidak terkena hukuman dan tetap bisa mempertahankan posisinya.
"Cerita dari Sang Guru" lainnya:
No comments:
Post a Comment