Featured Post

Berterima Kasih Atas Segala Hal

Seorang anak kecil usia 4 tahun diminta untuk berterima kasih saat doa sebelum makan malam Natal. Para anggota keluarga menundukkan kepala...

Paus Fransiskus: Para Pendidik Katolik Harus Mengajarkan 'Grammar' dalam Ber-Dialog

(Radio Vatikan) Paus Fransiskus mendorong semua pihak yang terlibat dalam pendidikan Katolik untuk menjadi pembangun dunia yang lebih damai dan lebih bersatu.

Dalam pidato pada Kamis pagi untuk Kongregasi Pendidikan Katolik yang sedang mengadakan Sidang Pleno-nya, Paus menunjukkan bahwa lembaga pendidikan memiliki makna hanya dalam kaitannya dengan pembentukan orang.

Dengan demikian, ia meminta semua pendidik untuk membantu orang muda untuk menjadi pembangun dunia yang lebih damai dan lebih bersatu.

Dan, Paus mengingatkan mereka yang hadir, lembaga-lembaga Katolik memiliki misi untuk menawarkan cakrawala yang terbuka bagi transendensi.

Berikut adalah laporan oleh Linda Bordoni:
"Gravissimum Educationis" dia mengingatkan tentang fakta bahwa pendidikan adalah layanan integral dari humanisme dan bahwa Gereja, sebagai seorang ibu dan pendidik, selalu melihat pada generasi muda dari perspektif pembentukan yang integral dari manusia, baik dari sudut pandang tujuan akhirnya sendiri maupun untuk kebaikan masyarakat dimana kita menjadi anggotanya.

Paus Fransiskus menekankan perlunya budaya dialog yang mengatakan bahwa dunia kita telah menjadi desa yang global di mana setiap orang adalag bagian dari kemanusiaan dan berbagi dalam harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi seluruh keluarga bangsa-bangsa.

Sayangnya, kata dia, ada banyak bentuk kekerasan, kemiskinan, eksploitasi, diskriminasi, marjinalisasi dan pembatasan kebebasan yang menciptakan budaya sampah.

"Dalam konteks ini, lembaga pendidikan Katolik dipanggil untuk berada di garis depan dalam mempraktekkan 'grammar' dalam dialog" yang merupakan dasar dari pertemuan dan peningkatan keragaman budaya dan agama.

Dialog, Paus mengatakan, konstruktif ketika berlangsung dalam suasana hormat yamg otentik, menghargai, tulus mendengarkan, tanpa perlu mengaburkan atau mengentengkan identitas seseorang.

Jadi, lanjutnya, ia berharap bahwa generasi baru, yang dibesarkan untuk mengetahui bagaimana untuk terlibat dalam dialog Kristiani, akan meninggalkan kelas di sekolah dan universitas dengan motivasi untuk membangun jembatan dan menemukan jawaban baru untuk berbagai tantangan di era kita.

Mengacu pada metodologi St. Thomas, Paus mengatakan bahwa dalam arti yang lebih spesifik, sekolah-sekolah Katolik dan universitas dipanggil untuk mengajarkan metode dialog intelektual yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran.

Sebagai penutup, Paus Fransiskus mengatakan "ada harapan terakhir yang saya ingin berbagi dengan Anda: kontribusi pendidikan dalam menabur harapan".

"Manusia tidak dapat hidup tanpa harapan dan pendidikan adalah yang menghasilkan harapan. Bahkan, pendidikan-lah yang melahirkan, dan membesarkannya, itu adalah bagian dari dinamika yang memberi hidup", katanya.

Sebuah kehidupan yang lahir, ia menjelaskan, adalah sumber harapan yang paling memancarkan; ia menggapai keluar untuk mencari keindahan, kebaikan, kebenaran dan persekutuan dengan orang lain untuk tumbuh bersama.

"Saya yakin bahwa orang-orang muda saat ini yang terpenting adalah perlu untuk menjalani kehidupan yang membangun masa depan", katanya.

Jadi, para pendidik, kata Paus Fransiskus, harus mendengarkan orang-orang muda, sesuatu yang sedang kita persiapkan pada Sinode para Uskup berikutnya yang didedikasikan untuk mereka.

Sumber: Radio Vatican 

No comments:

Post a Comment