Featured Post

Berterima Kasih Atas Segala Hal

Seorang anak kecil usia 4 tahun diminta untuk berterima kasih saat doa sebelum makan malam Natal. Para anggota keluarga menundukkan kepala...

Injil Hari Minggu Biasa III/B


Minggu Biasa III Tahun B 22 Jan 2012 (Mrk 1:14-20)

Rekan-rekan yang baik!
Hari Minggu ini kita dengar bagaimana Yesus mulai tampil di muka umum. Dua
hal dilakukannya, yang pertama ialah mengumumkan Injil (Mrk 1:14-15) dan
yang kedua, memanggil para murid yang pertama (1:16-20). Peristiwa ini
terjadi di dekat Danau Galilea, di wilayah utara Tanah Suci. Kegiatan ini
mengawali perjalanannya membawakan Kabar Gembira dalam ujud pengajaran dan
macam-macam penyembuhan dari Galilea menuju ke selatan, sampai ke Yerusalem.

KABAR GEMBIRA

Disebutkan, setelah dibaptis, Yesus dipimpin Roh ke padang gurun (Mrk
1:12-13). Di sana selama 40 hari (Mrk 1:12-13) ia mengalami kehadiran Roh,
tapi juga menghadapi kekuatan-kekuatan Iblis. Ia terpisah dari jangkauan
sesama ("hidup bersama dengan binatang liar") namun disertai para malaikat.
Begitulah cara Injil menampilkan Yesus sebagai manusia yang integritasnya
teruji, sebagai manusia yang betul-betul dekat pada keilahian sehingga
kekuatan yang jahat tidak dapat menguasainya. Orang seperti inilah yang
tampil di masyarakat dan membawakan Kabar Gembira. Ia sendiri sudah
mengalaminya dan karenanya dapat mewartakannya.

Disebutkan pada awal Injil hari ini bahwa Yohanes Pembaptis ditangkap. Orang
banyak tak lagi dapat datang menyatakan tobat seperti dulu. Tetapi kini ada
tokoh yang lebih besar yang telah diberitakan sang Pembaptis sendiri. Dia
sudah hadir dan mengabarkan bahwa "genaplah waktunya, Kerajaan Allah sudah
dekat". Sekaligus ia mengajak orang-orang menumbuhkan sikap yang paling
cocok menanggapi kenyataan baru ini, yakni "bertobat dan percaya kepada
Injil".

Orang Yahudi dulu membayangkan bahwa sejak awal Yang Maha Kuasa sudah
menentukan kurun waktu sebelum datang zaman baru yang ditandai dengan
kehadiran-Nya di dalam kehidupan orang-orang-Nya. Kurun waktu ini kini
dinyatakan telah genap, telah terpenuhi. Masa menunggu sudah selesai. Zaman
baru yang tadi dinanti-nantikan dan diungkapkan dengan gagasan "Kerajaan
Allah" sudah ada di tengah-tengah manusia. Kini ada seorang manusia yang
membiarkan diri sepenuhnya dijadikan tempat berdiam bagi-Nya. Di dalam diri
orang inilah dapat dikatakan "Allah meraja". Jadi dalam paruh pertama
pewartaan Yesus tadi hendak dikatakan ada orang yang benar-benar dapat
menghadirkan kebesaran Allah di tengah-tengah manusia.

Semakin dipikirkan, semakin jelas bahwa yang dibicarakan ialah diri Yesus
sendiri. Dialah ujud nyata Kerajaan Allah yang sudah dekat itu. Beberapa
waktu sebelumnya, pada saat pembaptisannya, ia dinyatakan sebagai orang yang
amat dekat pada Yang Maha Kuasa dan ditandai oleh Roh. Kesungguhannya juga
telah teruji. Ia dapat mengenali gerak kekuatan-kekuatan yang jahat dan yang
baik. Pernyataan "Kerajaan Allah sudah dekat" itu pernyataan iman yang amat
berani tanpa melebih-lebihkan, tetapi juga tanpa menutup-nutupi kebesaran
dia yang mewartakannya. Pendengar di zaman apapun akan merasa dihadapkan
pada kenyataan baru. Dan tak bisa lagi diam saja. Menganggapnya sepi sama
saja dengan menolak dan tidak mempercayai kebenarannya. Mulai mencoba
memahami berarti menerimanya dan mengarahkan diri pada kehadiran Allah dalam
ujud orang yang ini. Itulah inti dari "bertobat". Pergantian haluan hidup
hanyalah kelanjutan dari arah baru ini. Dan baru demikian orang bisa diajak
mempercayai Injil, yakni Kabar Gembira. Manakah inti Kabar Gembira yang
dibawakannya?

Menurut Injil Yohanes, satu ketika Yesus mengajak dua orang yang mau
mengenalnya agar datang dan melihat sendiri (Yoh 1: 38). Begitu pula dalam
Injil Markus (juga Matius dan Lukas), Yesus mengajak orang-orang menemukan
apa Kerajaan Allah itu bagi mereka sendiri dan bagaimana mereka bisa menjadi
bagian darinya. Seperti ia sendiri. Inilah Kabar Gembira yang dibawakannya.
Suatu warta yang memungkinkan kemanusiaan berkembang seutuh-utuhnya, tapi
juga arah yang memungkinkan Allah bisa hadir sedekat-dekatnya. Bukan lagi
warta harus begini harus begitu, tak boleh ini itu, melainkan warta yang
membuat orang menemukan diri dalam Allah.

Bagaimana kenyataannya di dalam hidup sehari-hari? Dalam bagian kedua bacaan
Injil hari ini (ay. 16-20) ditunjukkan bagaimana Yesus mengajak orang-orang
tertentu untuk menghidupi Kabar Gembira tadi. Bersama mereka nanti Yesus
akan membawakan apa itu kehadiran Kerajaan Allah kepada orang banyak, apa
itu kenyataan hidup yang membuat Allah dapat dirasakan hadir oleh orang
banyak. Pengajaran, penyembuhan, pengusiran kekuatan roh jahat, semua inilah
tanda-tanda hadirnya Allah di tengah kemanusiaan. Itulah ujud nyata
Kerajaan-Nya yang dialami orang-orang pada waktu itu dan diceritakan kembali
bagi generasi-generasi berikutnya.

GALILEA

Menurut Mrk 1:14 dan 16 Yesus mulai tampil di wilayah Galilea, di
tempat-tempat di dekat danau, terutama di kota Kapernaum. Sudah pada zaman
Perjanjian Lama, wilayah utara ini berbeda dengan Yudea di selatan, baik
alamnya maupun kehidupan sosialnya. Di utara tanahnya lebih subur.
Perekonomiannya lebih maju. Orang-orangnya lebih berpikir independen. Tetapi
sering mereka dipandang kurang taat beragama oleh elit politik-religius di
Yerusalem, yakni ahli Taurat, para imam, kaum Farisi. Memang di wilayah
utara juga ada cukup banyak orang yang asalnya dari Yudea. Mereka pindah ke
utara untuk mendapatkan nafkah lebih besar dan mencari peluang yang lebih
luas. Keluarga Yesus kiranya juga dari Yudea. Karena itulah Yusuf dan Maria
datang ke sana dari Nazaret di Galilea untuk menyensuskan diri seperti
diceritakan Lukas (Luk 2:1-5).

Macam-macam prasangka, lebih-lebih di bidang hidup keagamaan, lebih terasa
di Yerusalem dan Yudea pada umumnya. Di utara orang biasa berhubungan dengan
budaya lain. Di wilayah yang memiliki kebiasaan berpikir lebih luas itulah
Yesus mulai mewartakan sesuatu yang baru. Ia didengarkan. Lihat misalnya
kekaguman orang di Kapernaum mendengarkan uraiannya yang segar mengenai
Taurat (Mrk 1:21-22; Luk 4:31-32). Mereka tertarik. Tidak pasif saja dan
kemudian melupakannya. Tentu saja mereka tidak selalu menyambutnya dengan
terbuka. Di Nazaret sendiri ia bahkan pernah ditolak (Mrk 6:1-6a Mat
13:53-58 Luk 4:16-30).

Di wilayah Galilea sudah beberapa puluh tahun sebelumnya berkembang satu
sektor perekonomian baru, yakni eksploitasi ikan dari danau. Pasar-pasar
ikan di tepi danau bertumbuh dan akhirnya menjadi tempat hunian dan kota
yang ramai. Kapernaum ialah salah satu dari kota-kota itu. Begitu juga
Magdala, Betsaida, dan wilayah Genesaret di tepi danau Tiberias. Nanti Yesus
akan mondar-mandir di antara kota-kota itu ikut perahu para nelayan. Dalam
ukuran zaman itu para nelayan ialah orang-orang yang maju dalam bisnis.
Salah satu usahawan seperti itu ialah Zebedeus, ayah Yakobus dan Yohanes.
Juga Simon Petrus dan Andreas adalah pebisnis ikan yang mapan. Memang
kebanyakan masih dilakukan sendiri, dari menjala, menyortir, kemudian
membawanya ke pasar. Umumnya orang-orang itu lincah berusaha. Inilah
orang-orang yang dijumpai Yesus dan yang kemudian menjadi pengikutnya.
Bahkan dari antara mereka ada yang menjadi murid-muridnya yang pertama.
Yesus melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada. Ia tidak menunggu orang
datang kepadanya. Ia mendatangi para nelayan itu, menyertai mereka.
Begitulah ia makin didengar orang.

PANGGILAN

Dalam petikan Injil ini juga diceritakan Yesus memilih murid sebagai rekan
sekerja. Simon Petrus dan Andreas dipanggil ketika mereka tengah menangani
pekerjaan mereka menjala ikan. Mereka serta-merta meninggalkan jala mereka
untuk mengikuti Yesus. Juga Yakobus dan Yohanes segera meninggalkan perahu
serta ayah mereka yang kiranya pemilik perusahaan ikan yang sukses tadi.
Orang-orang ini melihat kenyataan "Kerajaan Allah" dalam diri orang yang
mengajak mereka ikut. Dan mereka tidak ingin kehilangan dia. Mereka pun
mengikutinya dan berpindah gaya hidup. Itulah "bertobat" bagi mereka. Dan
itu juga kenyataan "percaya kepada Injil". Terlihat kini Kerajaan Allah
mulai hidup dalam diri orang-orang di sekitar Yesus juga.

Mereka yang dipanggil itu akan dijadikan penjala manusia (Mrk 1:17=4:19).
Sering diartikan mencari pengikut sebanyak-banyaknya, seperti mendulang
lubuk misi! Tafsiran seperti itu tidak klop, baik dulu maupun sekarang,
bahkan bisa memerosotkan panggilan yang digambarkan Injil. Dalam Luk 5:10
"penjala manusia" dirumuskan sebagai "anthropous (ese) zogron", artinya yang
menangkap manusia untuk membawanya ke kehidupan. Begitulah penjelasan yang
berasal dari zaman itu sendiri. Tanggung jawab para murid bukan menangkapi,
tetapi mendukung, menuntun, memelihara, menguatkan orang agar bisa hidup
terus, membuat orang menemukan jalan sendiri. Dan bukan hanya dalam
kehidupan rohani belaka.

Dapatkah Gereja menjadi wadah yang baru bagi mereka yang tertangkap bagi
kehidupan itu? Atau wadah ini sendiri perlu dibenahi dulu sehingga
memungkinkan panggilan menjadi pengikut Yesus? Bagi zaman kita ini, ajakan
untuk membawa orang-orang ke kehidupan masih amat aktual. Juga dalam
mengusahakan masyarakat yang lebih memungkinkan hidup pantas bagi semua.
Juga dalam mengajak semua orang yang berkemauan baik untuk bersama-sama
membangun masyarakat yang membangun keadaban, bukan merusaknya.

Salam hangat,
A. Gianto

No comments:

Post a Comment