Featured Post

Berterima Kasih Atas Segala Hal

Seorang anak kecil usia 4 tahun diminta untuk berterima kasih saat doa sebelum makan malam Natal. Para anggota keluarga menundukkan kepala...

Adakah Kebenaran di Dalam Agama?

Pertanyaannya ialah: tidak adakah kebenaran di dalam agama, di dalam teori, di dalam cita-cita, di dalam kepercayaan? Marilah kita selidiki. Apakah yang kita maksud dengan agama? Jelas bukan agama terorganisir, bukan Hinduisme, bukan Buddhisme, atau Kristianitas—yang semuanya adalah kepercayaan terorganisir, dengan propaganda, pertobatan, proselitisme, tekanan, dan sebagainya. 

Adakah kebenaran di dalam agama terorganisir? Ia mungkin mencakup, menjalin kebenaran, tetapi agama terorganisir itu sendiri tidak benar. Oleh karena itu, agama terorganisir adalah palsu, ia memisahkan manusia dari manusia. Anda seorang Muslim, saya seorang Hindu, yang lain seorang Kristen atau seorang Buddhis—dan kita bertengkar, berbunuh-bunuhan. 

Adakah kebenaran dalam semua itu? Kita tidak membicarakan agama sebagai pencarian kebenaran, melainkan kita membicarakan apakah ada kebenaran di dalam agama terorganisir. Kita begitu terkondisi oleh agama terorganisir sehingga berpikir di situ ada kebenaran, bahwa dengan menyebut diri seorang Hindu kita menjadi penting, kita akan menemukan Tuhan. Betapa absurdnya, Pak. Untuk menemukan Tuhan, untuk menemukan realitas, harus ada kebajikan. Kebajikan adalah kebebasan, dan hanya melalui kebebasan kebenaran bisa ditemukan—bukan sementara Anda terperangkap dalam cengkeraman agama terorganisir, dengan kepercayaannya. 

Dan adakah kebenaran dalam teori, dalam cita-cita, dalam kepercayaan? Mengapa Anda punya kepercayaan? Jelas bahwa kepercayaan memberi kepada Anda jaminan, kenyamanan, rasa aman, tuntunan. Dalam diri Anda sendiri Anda ketakutan, Anda ingin dilindungi, Anda ingin bersandar pada seseorang, dan oleh karena itu, Anda menciptakan cita-cita, yang menghalangi Anda memahami apa adanya. Oleh karena itu, cita-cita menjadi penghalang bagi tindakan.

BUKU KEHIDUPAN
Meditasi Harian bersama

No comments:

Post a Comment