Homili - Mgr F.X Hadisumarta O.Carm
(Arsip)
Hari Raya Pentakosta A/2014
Kis 2:1-11 1Kor 12:3b-7.12-13 Yoh 20:19-23
Pengantar
Pentakosta berasal dari kata Yunani yang berarti ke 50, yakni 50 hari sesudah Yesus bangkit. Menurut kalender liturgi, Injil yang disampaikan kepada umat pada Hari Raya Pentakosta setiap tahun berturut-turut diambil tiga kali dari Injil Johannes, meskipun kutipan yang berbeda. Dalam Injil hari ini (Tahun Litugi A) Yesus berkata: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengurus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu”. Marilah kita mendengarkan dan memahami pesan yang disampaikan Yesus kepada murid-murid-Nya, tetapi juga ditujukan kepada kita sekarang ini.
Homili
Diceriterakan oleh Johannes bahwa “murid-murid Yesus berkumpul di satu tempat dengan pintu-pintu terkunci, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi”. Di dalam situasi itulah Yesus tiba-tiba datang berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” Tetapi sesudah itu Yesus memberikan perutusan/tugas yang tidak boleh dilupakan oleh murid-murid-Nya, yaitu sebagai Gereja yang didirikan-Nya! Dalam peristiwa Pentakosta yang dialami oleh para murid sebagai rasul-rasul-Nya, Kristus mendirikan Gereja-Nya. Pentakosta adalah hari pendirian Gereja.
Apakah pesan Pentakosta bagi kita?
Pertama-tama: Yesus membutuhkan Gereja, seperti ditegaskan oleh Paulus dalam beberapa suratnya (lih. Ef 1:23; 1 Kor 12:12). Gereja adalah tubuh Kristus! Kabar gembira yang diwartakan Yesus harus disampaikan kepada semua orang. Ia sendiri harus kembali kepada Bapa-Nya. Maka dibutuhkan adanya penerus pewartaan-Nya, yaitu Gereja-Nya. Kristus memang membutuhkan Gereja-Nya! Dan Gereja itu adalah kita!
Kedua: Gereja sebaliknya juga membutuhkan Kristus. Setiap orang yang harus diutus membutuhkan seseorang yang mengutusnya! Ia membutuhkan perintah yang harus diteruskan, dan juga dibutuhkan otoritas dan kekuatan untuk melaksanakannya. Gereja membutuhkan seseorang yang menolong utusannya, bila berada dalam kesulitan. Tanpa Yesus, Gereja tidak memiliki pewartaan dan pesan, tidak mempunyai penolong, dan tidak mempunyai kekuatan. Gereja memang tergantung dari Yesus dan mutlak membutuhkan kehadiran dan pesertaan-Nya.
Ketiga: Syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh Gereja dalam melaksana-kan perutusan/tugas yang diterimanya dari Kristus, adalah sama dengan syarat yang harus dipenuhi oleh Yesus untuk melaksanakan perutusan, yang diterima-Nya dari Allah Bapa-Nya, yaitu ketaatan dan kasih yang sempurna. Gereja hanya akan mampu melaksanakan perutusannya apabila ia mengasihi dan taat kepada Kristus. Gereja tidak boleh mengkuti kebijakan manusia belaka. Kehendak Kristuslah yang harus diikuti.
Nah, agar supaya murid-murid-Nya yaitu Gereja mampu melaksanakan tugasnya, Yesus memberikan Roh kepada mereka. Injil Johannes menulis: “Ia mengembusi mereka dan berkata: <Terimalah Roh Kudus>”. Johannes ingat akan penciptaan manusia dalam Perjanjian Lama, di mana tertulis: “Ketika itu Tuhan Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup” (Kej 2:7). Dengan demikian kedatangan Roh Kudus, yang dihembuskan oleh Kristus itu kepada para rasul, sekarang pun dihembuskan lagi kepada Gereja-Nya, yaitu segenap umat-Nya! Gereja diingatkan kembali akan perutusan-Nya!
Dalam Injil Johannes hari ini Yesus berkata: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa tetap ada, dosanya tetap ada”. Pesan Yesus ini sangat perlu kita perhatikan. Sebab ketika Ia datang di tengah murid-murid-Nya, yang berada dalam ketakutan Ia berkata: “Damai sejahtera bagi kamu”. Dan ketika Ia lahir di Betlehem para malaikat berseru: “Damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Luk 2:14). Perdamaian di antara semua orang, - itulah tujuan kedatangan Yesus, dan harus diusahakan pelaksanaannya! Dan salah satu perdamaian utama yang harus dilaksanakan itu ialah hubungan yang baik antara manusia dengan Allah dan manusia dengan sesamanya. Tetapi perdamaian manusia dengan Allah dan sesamanya itu tidak terpisahkan, namun diganggu bahkan sering diputuskan oleh sikap atau perbuatan buruk yang disebut dosa.
Nah, tugas Roh Kudus yang memberi hidup atau membangkitkan kembali apa yang mati, itulah yang diberikan Kristus kepada para rasul-Nya, yaitu mengampuni dosa. Tidak ada seorang manusia pun yang dapat mengampuni sepenuhnya kekurangan atau dosa orang lain. Tetapi di dalam Gereja Allah memberikan kuasa kepada imam-imamnya kuasa untuk dengan kekuatan Roh Kudus-Nya memberikan pengampunan-Nya kepada orang berdosa. Namun untuk dapat menerima belaskasihan Allah sebesar itu dituntut suara “conditio sine qua non” (kondisi/syarat mutlak yang diperlukan) yang harus dipenuhi, yaitu pertobatan atau penyesalan mutlak dalam hati atas dosanya.
Pentakosta adalah hari didirikannya Gereja oleh Kristus. Dengan Roh Kudus-Nya inilah Ia memberkati dan memimpin Gereja-Nya, sebagai tempat di mana kita dapat menerima dan merasakan damai sejahtera yang dilimpahkan-Nya kepada kita. Apabila kita dalam perjalanan hidup kita sering jatuh dalam keku-rangan dan dosa, di dalam Gereja kita dapat menerima kembali damai sejahtera dalam hati kita dengan pertolongan Roh Kudus lewat bantuan para imam-Nya.
Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm
kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm
No comments:
Post a Comment