Featured Post

Berterima Kasih Atas Segala Hal

Seorang anak kecil usia 4 tahun diminta untuk berterima kasih saat doa sebelum makan malam Natal. Para anggota keluarga menundukkan kepala...

HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS A/2014 - Arsip Homili Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS

Ul 8:2-3,14b-16a 1 Kor 10:16-17 Yoh 6:51-58

PENGANTAR

Sesudah Hari Minggu lalu kita merayakan Hari Raya Tritunggal Yang Mahakudus, Hari Minggu ini kita merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus atau Ekaristi. Ketiga bacaan hari ini menggambarkan keagungan dan keluhuran Ekaristi. Marilah kita dalam Misa Kudus ini berusaha memahami makna Ekaristi, yaitu Tubuh dan Darah Kristus untuk kehidupan kita sehari-hari.

HOMILI

Dalam Bacaan I diceriterakan bahwa Musa minta umat Israel selalu ingat akan Allah, yang selama 40 tahun selalu membimbing, mendampingi dan memberikan “manna”, roti kehidupan dalam perjalanan hidup mereka.

Dalam Injil Yohanes hari ini (Yoh 6:51-58) Yesus sampai lima kali berkata kepada murid-muird-Nya, bahwa mereka harus makan daging-Nya.Yesus mau menegaskan, bahwa dalam diri-Nya Allah memasuki diri dan hidup kita. Ia menjadi tubuh dan darah, menjadi manusia seperti kita. Murid-murid-Nya bukan hanya mengalami kesulitan memahami kata-Nya, bahwa mereka harus makan tubuh dan darah-Nya, tetapi juga sulit untuk percaya bahwa dalam diri Yesus Allah sungguh memasuki dunia mereka ini.

Dalam Bacaan II Paulus berbicara kepada umat di Korintus yang mengalami perpecahan antar mereka (I Kor 10:16-17). Keadaan itu oleh Paulus digambarkan sebagai penyakit dalam satu tubuh. Mereka tidak hidup rukun seperti anggota-anggota tubuh yang satu. Padahal hanya ada satu Tubuh (mistik) yaitu Kristus, dan mereka adalah anggota-anggota-Nya. Walaupun mereka itu bersama-sama adalah anggota, namun mereka yang kaya tidak memikirkan dan menolong sesama yang miskin, dan yang mereka yang sakit tidak diobati dan disembuhkan. Dengan demikian sambil mengadakan perjamuan makan bersama dalam perayaan Ekaristi, mereka sebenarnya menipu diri mereka sendiri. Sebab Ekaristi sebagai Tubuh dan Darah Kristus yang satu dimakan dan diminum bersama-sama, tetapi diterima oleh orang-orang yang tidak saling mengasihi, meskipun merupakan anggota persekutuan Kristus yang satu dan sama. Menghadapi kenyataan ini, kata-kata Paulus sangat tajam: “Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah untuk makan perjamuan Tuhan” (1 Kor 11:20). Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa? Apakah yang kukatakan kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji” (11:22). Ekaristi, yaitu Tubuh dan Darah Kristus dinodai oleh orang-orang yang saling bermusuhan, tidak adil dan mementingkan diri sendiri (egoistis). Paulus menegaskan hal ini: ‘Karena roti itu hanya satu, maka kita ini sekalipun banyak merupakan satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu” (1 Kor 10:17).

Injil menurut Markus, Matius dan Lukas memperkenalkan Ekaristi dalam ceritera tentang Perjamuan Malam yang diselenggarakan oleh Yesus sebelum penderitaan dan kematian-Nya di salib. Yohanes tidak langsung berbicara tentang Perjamuan Malam. Namun dalam Injilnya (Yoh.6) ia memberi keterangan panjang lebar tentang arti roti, yang dimaksudkan oleh Yesus (Yoh 6:25-59). Beberapa kali Yesus memperbanyak dan membagi-bagi roti. Tetapi pengertian mereka terbatas, dan roti-roti itu hanya mereka lihat dan anggap untuk menghilangkan kelaparan saja. Memang benar bahwa roti itu memang untuk keperluan fisik, namun kedatangan Yesus bukan untuk menghilangkan kelaparan fisik saja, melainkan kelaparan abadi, baik jasmani maupun rohani. Roti yang dibawa Yesus yaitu roti yang adalah Yesus sendiri, artinya roti dari surga, yang akan menghilangkan kelaparan seluruhnya. Roti yang diberikan oleh Yesus tidak sama dengan roti yang diberikan Musa kepada bangsa Israel dalam perjalananan hidup mereka di padang gurun. Roti atau “manna” itu hanya sementara. Tetapi roti yang diberikan Yesus adalah diri-Nya: “Akulah roti yang turun dari surga”.

Kita hanya dapat memahami kata-kata Yesus itu, apabila kita sungguh mau mendengarkan dan menerimanya sebagai Sabda Allah, yang terutama didengarkan dalam perayaan liturgis seperti dalam misa kudus atau perayaan Ekaristi. Itulah sebabnya mengapa perayaan Ekaristi didahului dengan perayaan Sabda Allah. Ada dua komuni: komuni Sabda dan komuni Roti. Kedua komuni itu tidak terpisahkan. Tak ada gunanya hanya mau menerima salah satu saja. Untuk menerima Ekaristi, yaitu Tubuh dan Darah Kristus, kita membutuhkan persiapan diri. Dan itulah yang kita peroleh dari Ibadat Sabda, sebagai komuni Sabda. Kita harus siap untuk memiliki hati penuh kasih, bukan hati penuh dendam, iri hati, kemarahan, kemunafikan diri!

Ekaristi Kristus hanya sungguh hadir dan diberikan sebagai roti bagi orang miskin, orang yang sungguh membuthkan, dan bukan bagi orang yang merasa tidak tidak membuthkan dan malahan merasa telah serba bercukupan. Keinginan menerima Ekaristi harus disertai pula dengan keinginan ikut menciptakan hidup di dalam masyarakat yang lebih adil (dalam bahasa alkitabiah: “masyarakat yang lebih benar”). Menerima Ekaristi adalah menerima Kristus, Tubuh dan Darah-Nya, yang membagikan diri-Nya. Maka kita yang menerima-Nya harus bersedia pula membagikan diri kepada sesama. Atau dengan bahasa Yesus: kita harus bersedia pula menjadi roti dan minuman untuk orang lain.

Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm
kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

No comments:

Post a Comment