Epifani 6 Jan 2013
Rekan-rekan yang baik!
Mat 2:1-12 dibacakan pada Hari Raya Penampakan Tuhan yang juga biasa disebut
Hari Raya Epifania. Dikisahkan kedatangan orang-orang bijak dari jauh untuk
menyatakan penghormatan mereka kepada raja yang baru dilahirkan. Siapakah
mereka ini? Dahulu kala, di wilayah Babilonia dan Persia (Irak & Iran utara)
ada orang-orang bijak yang mahir dalam ilmu perbintangan. Mereka biasanya
juga berperan sebagai ulama agama setempat. Matius menyebut mereka sebagai
"orang-orang majus". Dalam kisah ini mereka mewakili orang-orang bukan
Yahudi yang datang dari jauh untuk menghormati dia yang lahir di Betlehem
yang bakal menjadi pemimpin umat manusia. Kebijaksanaan para majus ini
membawa mereka ke sana. Para ulama Yahudi sendiri sebenarnya juga
mengetahuinya lewat nubuat Nabi Mikha (Mat 2:6, kutipan dari Mikha 5:1).
ORANG-ORANG BIJAK
TANYA: Cerita mengenai orang majus ini menarik. Dapatkah dikatakan bahwa
Tuhan berbicara kepada umat manusia tidak hanya lewat wahyu Alkitab saja?
Seperti di sini, lewat kebijaksanaan manusiawi juga?
JAWAB: Ya! Memang itulah yang diungkapkan Matius dengan kisah ini. Ia
menunjukkan bagaimana kebijaksanaan dapat juga menuntun orang mengenali
kehadiran Tuhan.
TANYA: Bila begitu, luas benar pandangan Matius.
JAWAB: Malah dengan kisah ini Matius juga bermaksud mengatakan bahwa Tuhan
justru berbicara kepada umat-Nya lewat orang-orang bukan dari kalangan itu
sendiri! Orang-orang di Yerusalem mendengar tentang kelahiran Yesus dari
orang-orang bijak itu. Setelah itu barulah mereka mulai sibuk mencari dalam
khazanah teks keramat mereka sendiri. Matius mau membangunkan orang
sekaumnya yang kurang mendalami tradisi keramat mereka sendiri.
TANYA: Wah, keberanian berpikir seperti Matius itu langka, juga pada zaman
ini. Orang biasanya merasa aman dengan apa-apa yang sudah biasa, yang dapat
diperhitungkan. Akan tetapi jalan Tuhan tidak terbatas. Apakah Matius juga
bermaksud agar orang-orang Yahudi sadar bahwa mereka bukan satu-satunya umat
yang diperhatikan Tuhan?
JAWAB: Beberapa bagian dalam Perjanjian Lama sebenarnya sudah mengatakan hal
ini walaupun caranya agak berbeda. Misalnya, Yes 60:1-6 (bacaan pertama pada
Hari Raya Penampakan Tuhan ini) menegaskan bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi
akan berduyun-duyun ke Sion, yakni tempat Tuhan bertakhta, tempat Ia
menyinarkan terang-Nya (terutama ay. 3). Maksudnya, kini Tuhan bukan hanya
bagi orang Yahudi.
TANYA: Jadi juga cocok dengan yang diutarakan dalam bacaan kedua (Ef 3:6),
yaitu berkat "Injil" orang-orang bukan Yahudi dapat turut menikmati janji
Tuhan yang kini diberikan dalam ujud manusia, yaitu Yesus.
JAWAB: Benar. Dalam surat Efesus itu "Injil" ialah Kabar Gembira yang sama
bagi semua orang, berarti juga bagi orang bukan Yahudi dan orang-orang yang
bukan termasuk umat Perjanjian Lama.
MEMBAWA BINGKISAN
TANYA: Sering kita dengar mengenai "Tiga Raja", Gaspar, Baltasar, dan
Melkhior. Tapi dalam Injil Matius ini jumlah serta nama-nama mereka kok juga
tidak disebutkan? Juga tidak dikatakan mereka itu raja.
JAWAB: Memang Matius hanya menyebut "orang-orang majus dari Timur" dan tiga
macam persembahan, yakni "emas, dupa, dan mur". Tiga persembahan itu
kemudian menumbuhkan gagasan adanya tiga orang. Bahwasanya mereka kemudian
dianggap raja boleh jadi didasarkan pada tradisi umat Yahudi sendiri seperti
ada dalam Mzm 72:10 ("Kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa
persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba membawa upeti").
Nama-nama Gaspar, Baltasar, dan Melkhior itu dikenal di wilayah kekaisaran
Romawi sebelah Barat. Di wilayah lain nama mereka berlainan, juga jumlah
mereka berbeda-beda, dari dua hingga dua belas orang.
TANYA: Bisakah diterangkan sedikir mengenai persembahan yang dibawa para
majus itu?
JAWAB: Matius boleh jadi teringat akan Yes 60:6 ("... mereka semua akan
datang dari Syeba, akan membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan
perbuatan masyhur Tuhan"). Dalam tradisi Gereja awal, emas dihubungkan
dengan kedudukan mulia Yesus sebagai raja, dupa dengan martabat ilahinya,
dan mur dengan wafatnya sebagai manusia nanti. (Mur dipakai dalam merawat
jenazah sebelum dikuburkan).
TANYA: Apa ada makna yang lebih dalam?
JAWAB: Persembahan itu menandai terjalinnya hubungan antara orang-orang yang
bukan dari kalangan Yahudi dengan pemimpin umat Tuhan yang baru lahir ini.
Iman dan berkatnya mengatasi ikatan-ikatan bangsa dan kedaerahan.
BERSUKA CITA
TANYA: Dapatkah dijelaskan perihal bintang yang dilihat para majus (Mat 2:2)
dan yang berhenti di tempat Yesus lahir (Mat 2:9)?
JAWAB: Pembaca akan teringat pada bintang yang disebutkan dalam Bil 24:17.
Balaam, seorang ahli nujum bangsa Aram, menubuatkan bahwa sebuah bintang
akan muncul dari keturunan Yakub. Selain itu, di kalangan Yahudi ada juga
nubuat mengenai kelahiran seorang pemimpin di Betlehem, seperti terdengar
dalam Mikha 5:1 dst. yang bahkan dikutip dalam Mat 2:6. Matius menerapkan
kedua nubuat tadi pada kelahiran Yesus.
TANYA: Masih mengenai bintang. Setelah mereka berangkat dari tempat Herodes,
para majus tadi melihat kembali bintang yang mereka lihat di Timur. Dan
dikatakan bahwa mereka "sangat bersuka cita" (Mat 2:10). Bagaimana
penjelasannya?
JAWAB: Mereka mengikuti petunjuk yang diungkapkan para ulama Yerusalem
kepada Herodes mengenai raja yang baru lahir itu. Herodes kemudian meminta
para majus agar mencarinya di Betlehem. Isyarat bintang yang mereka lihat di
Timur cocok dengan pemahaman para ulama di negeri yang mereka datangi.
Mereka bersuka cita karena mendapatkan jalan yang benar-benar akan membawa
mereka kepada dia yang mereka cari.
CARA TUHAN BERBICARA
Dalam Injil Lukas, orang-orang pertama yang menyadari makna peristiwa
kelahiran Yesus ialah para gembala (Injil Misa Fajar hari Natal.) Dalam
Injil Matius, peran yang sama dijalankan orang-orang majus tadi. Baik para
gembala maupun orang-orang majus mendapat bimbingan langsung dari langit
tetapi dengan "bahasa" yang sesuai dengan cara berpikir masing-masing.
Kepada para gembala, Tuhan berbicara lewat penampakan malaikat dan bala
tentara surgawi. Kepada para ulama yang ahli ilmu pengetahuan itu, Ia
berbicara lewat isyarat bintang dan pemikiran. Ia bahkan dapat berbicara
kepada mereka lewat orang yang memiliki niat yang kurang lurus seperti
Herodes yang meminta mereka agar ke Betlehem.
Baik para gembala maupun orang-orang majus itu sama-sama mencari dia yang
baru lahir. Mereka membuat orang-orang yang mereka jumpai tidak dapat
tinggal diam. Menurut Luk 2:18, orang-orang pada "keheranan" ketika
mendengar para gembala bercerita mengenai kata-kata malaikat mengenai anak
yang baru lahir itu. Dalam Mat 2:3, dikisahkan bahwa Herodes dan seluruh isi
Yerusalem "terkejut" ketika mendengar kata-kata para majus. Ironisnya,
mereka yang heran dan yang terkejut itu adalah orang-orang yang sebenarnya
sudah berada di dekat dengan dia yang baru lahir. Dalam Injil Lukas, mereka
itu sudah ada di tempat Maria baru saja melahirkan. Ahli-ahli Taurat di
Yerusalem dan Herodes yang disebut Matius sudah dekat dengan kelahiran Yesus
lewat kitab-kitab keramat mereka. Namun mereka tidak menginsafi apa yang
sedang terjadi di dekat mereka.
Seperti jelas dari Mat 2:5, para ulama di Yerusalem itu sebenarnya juga
dapat mengetahui peristiwa itu. Tetapi mereka tidak memahami maknanya. Juga
di antara orang-orang yang mendengar kata-kata para gembala, hanyalah Maria
sajalah yang berusaha mengerti. Disebutkan dalam Luk 2:18 bahwa Maria
"menyimpan semua perkataan itu dalam hatinya dan memikir-mikirkannya."
Artinya, ia bersikap mau memahami misteri yang ada dalam kehidupannya.
Orang-orang lain tetap terheran-heran saja.
Nanti para majus diperingatkan "dalam mimpi" supaya jangan kembali ke
Herodes. Para majus kini sudah akrab dengan isyarat-isyarat dari atas.
Mereka kini sudah berada di pihak raja yang baru lahir. Karena itu mereka
juga menyadari muslihat Herodes yang ingin melacak di mana persisnya tokoh
yang dianggapnya bakal menjadi saingannya itu. Kebijaksanaan kini menuntun
para majus kembali ke negeri mereka. Mereka pulang membawa kegembiraan yang
akan mereka bagikan kepada orang-orang lain. Bagaimana dengan mereka yang
ada di Yerusalem, yaitu Herodes dan orang-orang seperti dia? Mereka akan
tetap "terkejut" dan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mereka
kehilangan kepekaan akan cara-cara Tuhan berbicara kepada manusia, malah
menganggapnya sebagai ancaman!
IKUT BERGEMBIRA
Pada perayaan Hari Raya Penampakan Tuhan kita mensyukuri saat-saat Dia
membiarkan diri terlihat oleh orang-orang yang tidak atau belum melihat-Nya.
Dalam Mat 2:11, dikatakan bahwa para majus melihat Yesus bersama Maria dan
baru setelah itu mereka menyembahnya. Dia yang ilahi itu membiarkan diri
dipandangi oleh orang yang tidak biasa melihatnya. Dan bukan hanya dalam
panganan belaka melainkan ada bersama dengan manusia lain, bersama dengan
dia yang melahirkannya. Para majus bersuka cita karena dapat melihat Tuhan
sungguh ada di dalam kehidupan manusia. Dan sukacita seperti ini boleh juga
kita alami.
Salam hangat,
A. Gianto
Rekan-rekan yang baik!
Mat 2:1-12 dibacakan pada Hari Raya Penampakan Tuhan yang juga biasa disebut
Hari Raya Epifania. Dikisahkan kedatangan orang-orang bijak dari jauh untuk
menyatakan penghormatan mereka kepada raja yang baru dilahirkan. Siapakah
mereka ini? Dahulu kala, di wilayah Babilonia dan Persia (Irak & Iran utara)
ada orang-orang bijak yang mahir dalam ilmu perbintangan. Mereka biasanya
juga berperan sebagai ulama agama setempat. Matius menyebut mereka sebagai
"orang-orang majus". Dalam kisah ini mereka mewakili orang-orang bukan
Yahudi yang datang dari jauh untuk menghormati dia yang lahir di Betlehem
yang bakal menjadi pemimpin umat manusia. Kebijaksanaan para majus ini
membawa mereka ke sana. Para ulama Yahudi sendiri sebenarnya juga
mengetahuinya lewat nubuat Nabi Mikha (Mat 2:6, kutipan dari Mikha 5:1).
ORANG-ORANG BIJAK
TANYA: Cerita mengenai orang majus ini menarik. Dapatkah dikatakan bahwa
Tuhan berbicara kepada umat manusia tidak hanya lewat wahyu Alkitab saja?
Seperti di sini, lewat kebijaksanaan manusiawi juga?
JAWAB: Ya! Memang itulah yang diungkapkan Matius dengan kisah ini. Ia
menunjukkan bagaimana kebijaksanaan dapat juga menuntun orang mengenali
kehadiran Tuhan.
TANYA: Bila begitu, luas benar pandangan Matius.
JAWAB: Malah dengan kisah ini Matius juga bermaksud mengatakan bahwa Tuhan
justru berbicara kepada umat-Nya lewat orang-orang bukan dari kalangan itu
sendiri! Orang-orang di Yerusalem mendengar tentang kelahiran Yesus dari
orang-orang bijak itu. Setelah itu barulah mereka mulai sibuk mencari dalam
khazanah teks keramat mereka sendiri. Matius mau membangunkan orang
sekaumnya yang kurang mendalami tradisi keramat mereka sendiri.
TANYA: Wah, keberanian berpikir seperti Matius itu langka, juga pada zaman
ini. Orang biasanya merasa aman dengan apa-apa yang sudah biasa, yang dapat
diperhitungkan. Akan tetapi jalan Tuhan tidak terbatas. Apakah Matius juga
bermaksud agar orang-orang Yahudi sadar bahwa mereka bukan satu-satunya umat
yang diperhatikan Tuhan?
JAWAB: Beberapa bagian dalam Perjanjian Lama sebenarnya sudah mengatakan hal
ini walaupun caranya agak berbeda. Misalnya, Yes 60:1-6 (bacaan pertama pada
Hari Raya Penampakan Tuhan ini) menegaskan bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi
akan berduyun-duyun ke Sion, yakni tempat Tuhan bertakhta, tempat Ia
menyinarkan terang-Nya (terutama ay. 3). Maksudnya, kini Tuhan bukan hanya
bagi orang Yahudi.
TANYA: Jadi juga cocok dengan yang diutarakan dalam bacaan kedua (Ef 3:6),
yaitu berkat "Injil" orang-orang bukan Yahudi dapat turut menikmati janji
Tuhan yang kini diberikan dalam ujud manusia, yaitu Yesus.
JAWAB: Benar. Dalam surat Efesus itu "Injil" ialah Kabar Gembira yang sama
bagi semua orang, berarti juga bagi orang bukan Yahudi dan orang-orang yang
bukan termasuk umat Perjanjian Lama.
MEMBAWA BINGKISAN
TANYA: Sering kita dengar mengenai "Tiga Raja", Gaspar, Baltasar, dan
Melkhior. Tapi dalam Injil Matius ini jumlah serta nama-nama mereka kok juga
tidak disebutkan? Juga tidak dikatakan mereka itu raja.
JAWAB: Memang Matius hanya menyebut "orang-orang majus dari Timur" dan tiga
macam persembahan, yakni "emas, dupa, dan mur". Tiga persembahan itu
kemudian menumbuhkan gagasan adanya tiga orang. Bahwasanya mereka kemudian
dianggap raja boleh jadi didasarkan pada tradisi umat Yahudi sendiri seperti
ada dalam Mzm 72:10 ("Kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa
persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba membawa upeti").
Nama-nama Gaspar, Baltasar, dan Melkhior itu dikenal di wilayah kekaisaran
Romawi sebelah Barat. Di wilayah lain nama mereka berlainan, juga jumlah
mereka berbeda-beda, dari dua hingga dua belas orang.
TANYA: Bisakah diterangkan sedikir mengenai persembahan yang dibawa para
majus itu?
JAWAB: Matius boleh jadi teringat akan Yes 60:6 ("... mereka semua akan
datang dari Syeba, akan membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan
perbuatan masyhur Tuhan"). Dalam tradisi Gereja awal, emas dihubungkan
dengan kedudukan mulia Yesus sebagai raja, dupa dengan martabat ilahinya,
dan mur dengan wafatnya sebagai manusia nanti. (Mur dipakai dalam merawat
jenazah sebelum dikuburkan).
TANYA: Apa ada makna yang lebih dalam?
JAWAB: Persembahan itu menandai terjalinnya hubungan antara orang-orang yang
bukan dari kalangan Yahudi dengan pemimpin umat Tuhan yang baru lahir ini.
Iman dan berkatnya mengatasi ikatan-ikatan bangsa dan kedaerahan.
BERSUKA CITA
TANYA: Dapatkah dijelaskan perihal bintang yang dilihat para majus (Mat 2:2)
dan yang berhenti di tempat Yesus lahir (Mat 2:9)?
JAWAB: Pembaca akan teringat pada bintang yang disebutkan dalam Bil 24:17.
Balaam, seorang ahli nujum bangsa Aram, menubuatkan bahwa sebuah bintang
akan muncul dari keturunan Yakub. Selain itu, di kalangan Yahudi ada juga
nubuat mengenai kelahiran seorang pemimpin di Betlehem, seperti terdengar
dalam Mikha 5:1 dst. yang bahkan dikutip dalam Mat 2:6. Matius menerapkan
kedua nubuat tadi pada kelahiran Yesus.
TANYA: Masih mengenai bintang. Setelah mereka berangkat dari tempat Herodes,
para majus tadi melihat kembali bintang yang mereka lihat di Timur. Dan
dikatakan bahwa mereka "sangat bersuka cita" (Mat 2:10). Bagaimana
penjelasannya?
JAWAB: Mereka mengikuti petunjuk yang diungkapkan para ulama Yerusalem
kepada Herodes mengenai raja yang baru lahir itu. Herodes kemudian meminta
para majus agar mencarinya di Betlehem. Isyarat bintang yang mereka lihat di
Timur cocok dengan pemahaman para ulama di negeri yang mereka datangi.
Mereka bersuka cita karena mendapatkan jalan yang benar-benar akan membawa
mereka kepada dia yang mereka cari.
CARA TUHAN BERBICARA
Dalam Injil Lukas, orang-orang pertama yang menyadari makna peristiwa
kelahiran Yesus ialah para gembala (Injil Misa Fajar hari Natal.) Dalam
Injil Matius, peran yang sama dijalankan orang-orang majus tadi. Baik para
gembala maupun orang-orang majus mendapat bimbingan langsung dari langit
tetapi dengan "bahasa" yang sesuai dengan cara berpikir masing-masing.
Kepada para gembala, Tuhan berbicara lewat penampakan malaikat dan bala
tentara surgawi. Kepada para ulama yang ahli ilmu pengetahuan itu, Ia
berbicara lewat isyarat bintang dan pemikiran. Ia bahkan dapat berbicara
kepada mereka lewat orang yang memiliki niat yang kurang lurus seperti
Herodes yang meminta mereka agar ke Betlehem.
Baik para gembala maupun orang-orang majus itu sama-sama mencari dia yang
baru lahir. Mereka membuat orang-orang yang mereka jumpai tidak dapat
tinggal diam. Menurut Luk 2:18, orang-orang pada "keheranan" ketika
mendengar para gembala bercerita mengenai kata-kata malaikat mengenai anak
yang baru lahir itu. Dalam Mat 2:3, dikisahkan bahwa Herodes dan seluruh isi
Yerusalem "terkejut" ketika mendengar kata-kata para majus. Ironisnya,
mereka yang heran dan yang terkejut itu adalah orang-orang yang sebenarnya
sudah berada di dekat dengan dia yang baru lahir. Dalam Injil Lukas, mereka
itu sudah ada di tempat Maria baru saja melahirkan. Ahli-ahli Taurat di
Yerusalem dan Herodes yang disebut Matius sudah dekat dengan kelahiran Yesus
lewat kitab-kitab keramat mereka. Namun mereka tidak menginsafi apa yang
sedang terjadi di dekat mereka.
Seperti jelas dari Mat 2:5, para ulama di Yerusalem itu sebenarnya juga
dapat mengetahui peristiwa itu. Tetapi mereka tidak memahami maknanya. Juga
di antara orang-orang yang mendengar kata-kata para gembala, hanyalah Maria
sajalah yang berusaha mengerti. Disebutkan dalam Luk 2:18 bahwa Maria
"menyimpan semua perkataan itu dalam hatinya dan memikir-mikirkannya."
Artinya, ia bersikap mau memahami misteri yang ada dalam kehidupannya.
Orang-orang lain tetap terheran-heran saja.
Nanti para majus diperingatkan "dalam mimpi" supaya jangan kembali ke
Herodes. Para majus kini sudah akrab dengan isyarat-isyarat dari atas.
Mereka kini sudah berada di pihak raja yang baru lahir. Karena itu mereka
juga menyadari muslihat Herodes yang ingin melacak di mana persisnya tokoh
yang dianggapnya bakal menjadi saingannya itu. Kebijaksanaan kini menuntun
para majus kembali ke negeri mereka. Mereka pulang membawa kegembiraan yang
akan mereka bagikan kepada orang-orang lain. Bagaimana dengan mereka yang
ada di Yerusalem, yaitu Herodes dan orang-orang seperti dia? Mereka akan
tetap "terkejut" dan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mereka
kehilangan kepekaan akan cara-cara Tuhan berbicara kepada manusia, malah
menganggapnya sebagai ancaman!
IKUT BERGEMBIRA
Pada perayaan Hari Raya Penampakan Tuhan kita mensyukuri saat-saat Dia
membiarkan diri terlihat oleh orang-orang yang tidak atau belum melihat-Nya.
Dalam Mat 2:11, dikatakan bahwa para majus melihat Yesus bersama Maria dan
baru setelah itu mereka menyembahnya. Dia yang ilahi itu membiarkan diri
dipandangi oleh orang yang tidak biasa melihatnya. Dan bukan hanya dalam
panganan belaka melainkan ada bersama dengan manusia lain, bersama dengan
dia yang melahirkannya. Para majus bersuka cita karena dapat melihat Tuhan
sungguh ada di dalam kehidupan manusia. Dan sukacita seperti ini boleh juga
kita alami.
Salam hangat,
A. Gianto
No comments:
Post a Comment