H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm
Sumber: arsip dari www.imankatolik.or.id
HARI RAYA KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM XXXIII/C/2013
2 Sam 5:1-3 Kol 1:12-20 Luk 23:35-43
PENGANTAR
Menurut catatan Gereja, Hari Raya Kristus sebagai Raja baru ditentukan oleh Paus Pius XI pada tahun 1925. Jadi sebenarnya belum begitu lama adanya peresmian Hari Raya ini. Pada waktu itu Gereja menghadapi masa pemerintahan politik ateistis dan totaliter, yang menolak hak-hak Allah dan Gereja! Contohnya, di Meksiko terjadilah suatu revolusi, di mana umat kristiani yang dianiaya menjelang kematian berseru: “Hiduplah Kristus Raja”. Bagi Gereja yang sudah duapuluh abad keberadaanya, peresmian Hari Raya Kristus Raja ini memang adalah baru. Tetapi isi keyakinan iman, yang ingin diungkapkannya, sudah seusia dengan Gereja itu sendiri! Sejak awal Kristus bagi Gereja adalah Raja. Marilah kita mendengarkan Injil Lukas hari ini, yang mengajak kita menghadap Yesus, yang tergantung di kayu salib, namun kita rayakan sebagai Raja.
HOMILI
Sebenarnya sebutan Yesus sebagai “Kristus Raja” pada dasarnya sama artinya dengan sebutan yang dipakai oleh para Rasul, yakni seruan “Yesus Tuhan”. Dan itulah pada hakikatnya intisari pewartaan para Rasul!
Injil hari ini menyampaikan kepada kita, bahwa kematian Yesus di kayu salib adalah awal pelaksanaan pemerintahan atau kepemimpinan-Nya sebagai Raja atas dunia kita, ya atas segenap alam semesta. Salib adalah takhta Kristus! Dalam Injil dikatakan: “Ada tulisan di atas kepala-Nya: Inilah raja orang Yahudi”. Apa maknanya tulisan itu? Bagi pimpinan kuasa Romawi, dan bagi orang-orang Yahudi musuh Yesus, tulisan itu adalah suatu pernyataan kebenaran putusan pengadilan mereka, dan sebagai penghinaan terhadap Yesus sendiri, yang di depan Pilatus mengakui diri-Nya sebagai raja! Tetapi sebaliknya, bagi Allah, Bapa-Nya di surga, tulisan itu merupakan suatu peresmian Yesus Kristus sebagai Raja Semesta Alam yang sebenarnya!
Apa pesan Injil hari ini yang disampaikan kepada kita dalam merayakan Hari Raya Kristus Raja? Injil hari ini menunjukkan, bahwa bagi kita ada dua “alam” atau “dunia”, yang dalam bahasa Yunani disebut: kosmos. Yang satu disebut “makrokosmos” atau dunia semesta, atau juga bumi kita di mana umat manusia seluruhnya hidup. Yang lain disebut “mikrokosmos”, atau “dunia kecil”, yang tak lain dan tak bukan adalah setiap pribadi/individu manusia, atau diri kita masing-masing. Kita masing-masing adalah dunia kecil.
Injil hari ini memperkenalkan kepada kita sebagai mikrokosmos, sebagai dunia kecil, dua orang yang disalib bersama Yesus sebagai hukuman mereka sebagai penjahat. Salah satu dari kedua penjahat tersebut sadar akan kejahatannya sendiri, dan menyesal/bertobat dan mohon kepada Yesus: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja”. Ternyata tulisan yang dipasang di atas kepala Yesus “Inilah raja orang Yahudi”, yang dapat dibaca oleh semua orang, termasuk murid-murid-Nya sendiri (!), hanya dipahami oleh seseorang, yang memang penjahat namun tahu dan sadar akan keadaan dirinya sendiri. Kepadanya itulah Yesus menjawab: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam firdaus”.
Mendengar dan mengetahui apa yang dikatakan oleh si penjahat itu, dan juga jawaban Yesus kepadanya, kita bertanya: Apakah Yesus adalah raja bagi dunia dan diakui oleh pemerintahan negara-negara? Ataukah: Apakah Yesus adalah raja bagiku dan apakah Dia sebagai Raja kuakui kehadiran-Nya dalam diriku?
Apakah Kristus sungguh Raja dan Tuhan dalam seluruh hidupku?
Kristuskah yang sungguh menentukan arah dan pelaksanaan hidupku? Atau dalam kenyataan, kehendakku sendirilah yang menentukan arah, tujuan dan pelaksanaan hidupku di dunia ini? Itu berarti: aku hidup secara tertutup terhadap Kristus sebagai Rajaku, hanya kucari keinginan dan kepuasan hatiku, kebesaran dan keluhuranku sendiri, tidak ada hubungannya dengan hidupku kelak yang kekal. Hidup serupa ini bukanlah hidup bagi kemuliaan dan keluhuran Tuhan, yang kuakui sebagai Raja, melainkan aku hidup demi kepentinganku sendiri.
Tiada seorang pun dari kita manusia, kecuali Yesus dan Maria, yang tidak berdosa. Injil hari ini, kecuali Yesus, memperkenalkan kepada kita dua orang penjahat. Menurut pengadilan duniawi Romawi dan Yahudi, Yesus menerima hukuman yang setimpal. Bahkan penyaliban Yesus pun dianggap sebagai pengadilan yang benar. Tetapi pengadilan ilahi yang berlangsung di kayu salib menunjukkan dan melaksanakan tata susunan keadilan yang total berbeda dengan pengadilan duniawi, yang berlaku di dunia kita sekarang ini.
Di dalam Kerajaan Kristus, maut/kematian bukanlah akhir kehidupan. Di dalam kerajaan duniawi kematian dan kehidupan saling bertentangan. Maut menghentikan kehidupan. Tetapi di dalam kematian Yesus di salib, pertentangan hidup-mati itu sudah dihapus. Dengan demikian untuk selanjutnya tidak ada lagi pertentangan antara hidup dan mati. Tetapi yang akan tetap merupakan pertentangan ialah sikap dasar kita sendiri, yakni kita mau sungguh hidup bagi Tuhan atau hanya mau hidup bagi diri kita sendiri saja. - Marilah kita hidup merayakan Hari Raya Kristus Raja dengan keyakinan iman sejati ini. Apablia setiap orang sadar akan kehadiran Kristus sebagai Raja dalam hatinya, segenap masyarakat dan Negara akan menjadi Kerajaan Allah yang sesungguhnya.
Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm
kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm
sumber: www.imankatolik.or.id
No comments:
Post a Comment