Featured Post

Berterima Kasih Atas Segala Hal

Seorang anak kecil usia 4 tahun diminta untuk berterima kasih saat doa sebelum makan malam Natal. Para anggota keluarga menundukkan kepala...

HARI RAYA SP MARIA DIANGKAT KE SURGA A/2014 - Arsip Homili Mgr F.X Hadisumarta O.Carm

H O M I L I
Mgr F.X Hadisumarta O.Carm 

HARI RAYA SP MARIA DIANGKAT KE SURGA A/2014
Why 11:19a;12:1-6a.10ab 1 Kor 15:20-26 Luk39-56

PENGANTAR
Dengan merayakan S.P. Maria diangkat ke surga, kita diingatkan juga kepada kenaikan Yesus ke surga. Dan kenaikan Yesus ke surga merupakan suatu pernyataan, bahwa Kristus adalah Yang Sulung dari antara semua manusia yang telah bangkit dari antara orang mati. Semua orang yang ditebus dapat menyusul Kristus mengikuti kemenangan atas maut dan naik ke surga. Dan orang pertama yang naik ke surga sesudah Yesus ialah MARIA, Bunda-Nya. 

HOMILI
Jalan yang ditempuh Yesus ialah mewartakan kabar gembira, yaitu kebahagiaan sempurna di surga. Allah Bapa menciptakan manusia untuk dibawa kepada kebahagiaan kekal itu. Karena manusia berdosa dan kehilangan martabatnya yang luhur “menurut citra Allah”, maka ia mengalami akibatnya yang paling dahsyat: maut. Tetapi maut adalah akibat, sedangkan kejahatan yang terbesar sebenarnya ialah dosa, karena menentang kehendak Allah.

Maka Kristus datang untuk menebus dosa manusia, mengadakan perdamaian dengan Tuhan. Perdamaian ini dapat dicapai dengan pertobatan oleh manusia dan pengampunan oleh Allah. Pengampunan inilah dilaksanakan Yesus lewat penderitaan, kematian, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga! Inilah yang disebut penebusan: bangkit dari kematian dan diangkat ke surga.

Paus Pius IX tahun 1854 mengumumkan dogma (kepastian ajaran iman) bahwa S.P. Maria dikandung tanpa dosa asal. Dan tahun 1950 dogma ini oleh Paus Pius XII diperkuat dengan dogma, bahwa Maria diangkat ke surga dengan raga dan jiwanya berkat jasa penebusan Yesus Kristus. Penebusan yang sempurna inilah yang pertama-tama dialami oleh Maria. Kita semua dapat menerima penebusan sempurna berkat karya penebusan Kristus itu. Setiap hari kita dapat menerima hasil penebusan itu lewat ajaran, ibadat dan sakramen-sakramen Gereja. Gereja menolong, menghilangkan dosa dan menyelamatkan hidup kita supaya tetap utuh baik jasmani dan rohani.

Di sinilah letak perbedaan kita dari Maria. Tingkat hidup Maria lebih tinggi, lebih murni. Mengapa? Karena sebagai Ibu Kristus Maria sejak awal sudah dikandung tak bernoda. Maria dapat hidup dalam ketaatan kepada Tuhan tanpa cela. Maka kalau kita semua pada akhir hidup masih harus menebusi dosa-dosa kita dan menjalani akibat dosa terakhir yaitu maut, semua ini tidak berlaku bagi Maria. Dalam Kristus ia telah menghapus akibat-akibat dosa sejak semula. Maka pada akhir hidupnya Maria telah siap menerima penebusan sempurna: diangkat ke surga.

Maria menjadi teladan hidup penuh iman bagi kita. Maria adalah virgo, perawan namun sekaligus mater, ibunda. Disebut Mater gaudiosa, Bunda bergembira, tetapi juga Mater dolorosa, Bunda sedih. Dengan demikian Maria adalah teladan seorang beriman yang gembira, sedih namun juga mulia dalam hidupnya! Ia dilukiskan dalam patung Pieta, seorang Ibu yang memangku puteranya dalam kematian-Nya, sebagai lambang tumpuan kita semua yang juga akan mati. Tetapi Maria adalah juga teladan dan merupakan jaminan bagi kita, bahwa kita pun seperti dia dapat juga diangkat ke surga. Maria adalah Stella Maris, Bintang di laut, yakni di laut atau samudera hidup kita, yang kerapkali mengalami ombak besar bahkan badai. Namun Maria adalah bintang untuk perjalanan kita menuju pelabuhan terakhir: surga. Kita pun akan naik ke surga, asal kita sungguh mau dan berani mengikuti teladan iman dan harapan seperti Maria. 

Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

No comments:

Post a Comment