Apakah keadaan batin yang berkata, ”Saya tidak tahu apakah ada Tuhan, apakah ada cinta,” yakni ketika tidak ada respons dari ingatan? Harap jangan menjawab pertanyaan ini dengan seketika kepada diri sendiri, oleh karena jika Anda lakukan itu, jawaban Anda hanyalah sekadar mengenali apa yang Anda pikir begini atau bukan begitu. Jika Anda berkata, ”Itu adalah keadaan negasi,” Anda membandingkannya dengan sesuatu yang telah Anda ketahui; oleh karena itu, keadaan yang di situ Anda berkata, ”Saya tidak tahu,” tidak ada. ... Maka, batin yang mampu berkata, ”Saya tidak tahu,” ia berada dalam satu-satunya keadaan yang di situ dapat ditemukan apa pun.
Tetapi orang yang berkata, ”Saya tahu,” orang yang telah mempelajari berbagai pengalaman manusia yang tak terhitung banyaknya, dan yang batinnya penuh dengan beban informasi, penuh dengan pengetahuan ensiklopedik, dapatkah ia mengalami sesuatu yang tidak tertimbun? Itu akan sangat sukar baginya. Bila batin mengesampingkan secara total seluruh pengetahuan yang pernah dikumpulkannya, yang baginya tidak ada lagi Buddha-Buddha, Kristus-Kristus, para Master, para guru, agama-agama, kutipan-kutipan; bila batin berada sendiri sepenuhnya; tidak tercemar, yang berarti bahwa gerakan dari apa yang diketahui telah berhenti, hanya di situ ada kemungkinan suatu revolusi yang hebat, suatu perubahan fundamental.
... Orang religius adalah orang yang tidak merasa dirinya termasuk suatu agama apa pun, bangsa apa pun, ras apa pun, yang di dalam dirinya berada sendirian sepenuhnya; berada dalam keadaan tidak tahu; dan bagi dia muncullah berkah dari yang suci.
~ diadopsi dari Buku Kehidupan, J. Khrisnamurti ~
Cerita dari Sang Guru lainnya:
No comments:
Post a Comment