Cerita dari Guru (Ajahn) Brahm dalam "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 3!":
Mengenal krisis keuangan global yang menimpa dunia, saya sering memberikan sebuah kiasan kecil yang saya sampaikan ke banyak orang di Singapura. Saya mengatakan bahwa krisis itu seperti musim dingin ekonomi.
Mereka yang lahir di belahan bumi utara mengalami langsung musim dingin. Seperti yang saya ingat mengenai musim dingin di Inggris, jika Anda pergi ke luar kota, Anda tidak akan melihat sehelai daun pun di pohon. Bunga-bunganya mati. Segalanya tampak tak bernyawa. Bahkan hewan-hewan bersembunyi di liang bawah tanah, tidur panjang pada musim dingin. Di luar London, segalanya kelabu, pohon-pohon tampak seperti tengkorak. Tidak ada yang hidup, tidak ada harapan, segalanya dingin, mati, dalam pemandangan musim dingin yang kelabu.
Sama halnya pula dengan krisis ekonomi. Tapi Anda tahu, di bawah tanah itu ada banyak benih, juga hewan-hewan yang hidup, kuat, yang menunggu. Menunggu waktunya bagi kehangatan tiba, menunggu datangnya hujan, untuk berkecambah, dan ketika musim semi datang, mendadak seluruh lanskap meletup dengan kehidupan, dengan warna hijau, dan hewan-hewan ini mulai berlompatan keluar dan berkembang biak. Apa yang tadinya tampak mati, tidak ada harapan, dingin, dan layu, kini penuh energi dan hidup, indah dan berwarna-warni. Selalu demikianlah adanya. Apa pun yang terjadi dalam hidup, inilah siklus yang terjadi, demikian pula dengan krisis ekonomi. Ini seperti musim dingin, dan Anda tahu bahwa musim dingin selalu diikuti musim semi.
Namun, kita melupakan hal ini. Kita sungguh mudah menjadi murung pada musim dingin. tetapi bagi Anda yang memiliki lebih banyak pengalaman, Anda bisa melihat sebuah jeda yang indah pada musim dingin, jeda atau penghentian kehidupan kita. Jeda saat orang-orang dipaksa melihat sesuatu yang lebih penting daripada aktivitas ekonomi, dan mengingatkan kita bahwa seperti pada musim dingin, Anda bisa berhenti, hening, dan damai. Tidak banyak yang bergerak, sehingga Anda melihat keindahan di pepohonan yang mati, di bentangan pemandangan, di keheningan, serta kehidupan di dalamnya, lalu Anda tahu bahwa ini hanyalah salah satu bagian dari roda kehidupan. Saat itu Anda mengetahui bahwa bagian dari siklus kehidupan kita berupa krisis ekonomi, kanker, kematian, menikah, bercerai, mendapat anak, dan segala macam hal.
Namun, kita melupakan hal ini. Kita sungguh mudah menjadi murung pada musim dingin. tetapi bagi Anda yang memiliki lebih banyak pengalaman, Anda bisa melihat sebuah jeda yang indah pada musim dingin, jeda atau penghentian kehidupan kita. Jeda saat orang-orang dipaksa melihat sesuatu yang lebih penting daripada aktivitas ekonomi, dan mengingatkan kita bahwa seperti pada musim dingin, Anda bisa berhenti, hening, dan damai. Tidak banyak yang bergerak, sehingga Anda melihat keindahan di pepohonan yang mati, di bentangan pemandangan, di keheningan, serta kehidupan di dalamnya, lalu Anda tahu bahwa ini hanyalah salah satu bagian dari roda kehidupan. Saat itu Anda mengetahui bahwa bagian dari siklus kehidupan kita berupa krisis ekonomi, kanker, kematian, menikah, bercerai, mendapat anak, dan segala macam hal.
Jadi saat musim dingin, ketauhilah bahwa musim dingin akan segera datang. Anda tahu itu, tetapi janganlah melupakannya. Inilah sisi positif kehidupan, dan makin Anda melihatnya, makin Anda hening dan damai. Jadi nikmatilah dan santailah, jangan selalu pergi ke sana kemari, berlari sepanjang waktu, tapi lambatkanlah kecepatan Anda, untuk mengingatkan kembali diri Anda, memusatkan diri Anda. Itulah meditasi -- belajar cara untuk berhenti.
No comments:
Post a Comment