Paus Fransiskus dalam Audiensi Umum mingguannya di Lapangan Santo Petrus pada hari Rabu, mendorong umat beriman dan semua orang yang berkehendak baik untuk memperbaharui dan memperkuat komitmen pribadi terhadap kemiskinan di sekeliling kita yang seringkali sangat buruk, terutama mereka yang lapar dan haus.
Bapa Suci berbicara kepada para peziarah dan wisatawan yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus pada kesempatan itu, di mana ia merefleksikan pada Karya Belas Kasihnya yang pertama: memberi makan yang lapar, memberi minum bagi yang haus.
Paus menekankan tidak hanya pada komitmen pribadi terhadap berbagai hal seperti memberantas kelaparan dan menjamin akses terhadap makanan dan air, tetapi juga pada komitmen pribadi terhadap orang-orang yang haus - banyak di antaranya adalah orang disekeliling kita dan sesama warga negara.
"Akses terhadap makanan dan air adalah hak asasi manusia, namun begitu banyak anggota keluarga manusia, terutama anak-anak, terus-menerus menderita lapar dan haus," kata Paus Fransiskus.
"Selagi sambil berterima kasih atas kemurahan hati dan solidaritas yang ditunjukkan dalam banyak kasus situasi tragis di seluruh dunia," dia melanjutkan, "kita tidak boleh lupa bahwa karya belas kasih ini memanggil kita untuk merespon secara pribadi situasi konkret dari kemiskinan dalam kehidupan kita sendiri."
Dari teks yang sudah disiapkan, Paus Francis mengatakan, "Kemiskinan di tingkat abstrak (ide-ide) tidaklah menantang kita: hal itu hanya membuat kita berpikir, membuat kita mengeluh; tapi ketika kita melihat kemiskinan di dalam diri (tubuh) manusia, wanita, anak, hal ini akan menantang kita - dan karena itu, kebiasaan bahwa kita selalu menjauhkan diri dari orang-orang yang membutuhkan, kebiasaan untuk tidak mendekati mereka, agak menutupi kenyataan terhadap orang-orang yang membutuhkan dengan kebiasaan-kebiasaan modis dan modern, sehingga menghindari sentuhan dengan orang-orang yang membutuhkan. "
"Tidak ada lagi jarak apapun antara saya dan orang miskin ketika saya berpapasan dengannya", kata Paus Fransiskus.
referensi: radio vatican
No comments:
Post a Comment