(Radio Vatikan) Pada Audiensi Umum hari Rabu yang lalu, Paus Fransiskus memulai seri baru katekese tentang "Harapan Kristen".
Di zaman kita, yang tampak begitu gelap, Paus mengatakan, bahwa kita sering merasa "kalah dalam menghadapi kejahatan dan kekerasan yang mengelilingi kita." Kita bahkan mungkin merasa "kecil hati, karena kita merasa tidak berdaya, dan tampaknya kegelapan mungkin tidak akan pernah berakhir."
Tapi kita seharusnya tidak akan pernah menyerah, lanjutnya, "karena Allah, dengan kasih-Nya, berjalan dengan kita, Dia tidak meninggalkan kita sendirian, dan Tuhan Yesus telah mengalahkan kejahatan, dan membuka jalan kehidupan."
Sangatlah penting untuk merefleksikan harapan selama masa Adven ini, ketika kita mempersiapkan kedatangan Kristus pada hari Natal. Paus Fransiskus melandaskan refleksinya terutama pada bacaan dari Yesaya, di mana Allah memberitahu sang nabi, pertama, untuk menghibur umat-Nya, dan kemudian "luruskanlah jalan Tuhan."
Nubuat ini ditujukan kepada orang-orang Israel ketika mereka hidup dalam tragedi pembuangan di Babilonia, ketika mereka telah dibawa keluar dari tanah mereka sendiri dan kehilangan kemerdekaan dan martabat mereka, dan bahkan kepercayaan mereka pada Tuhan. Namun panggilan sang nabi, Paus mengatakan, "membuka hati mereka lagi terhadap iman." Di gurunlah mereka mendengar panggilan-Nya, tepatnya ada perjalanan baru yang "dapat dibuat untuk kembali tidak hanya ke negeri mereka, tetapi juga kepada Allah. "
Bacaan ini, Paus Fransiskus melanjutkan, adalah titik awal dalam pewartaan Yohanes Pembaptis, "suara menangis di padang pasir, mempersiapkan jalan Tuhan." Dalam jaman Yesus, Israel sekali lagi hidup dalam semacam pengasingan, hidup sebagai orang asing di negeri mereka sendiri karena penindasan orang-orang Romawi. Tetapi bukan yang terkuatlah yang membuat sejarah, Paus melanjutkan; melainkan, sejarah adalah cerita tentang apa yang telah dilakukan Allah bersama-sama dengan orang yang kecil, orang-orang seperti Zakharia dan Elizabeth, Maria, dan para gembala, orang-orang yang sederhana, orang-orang yang rendah hati yang berkumpul di sekitar Yesus pada saat kelahirannya. "Mereka adalah orang-orang kecil," kata Paus Fransiskus, yang dibuat besar oleh karena iman mereka, "orang-orang kecil yang tahu bahwa mereka harus menjaga harapan tetap hidup.
"Maka, marilah kita mengijikan diri kita," Paus menyimpulkan, "untuk mengajarkan harapan, dengan setia menunggu kedatangan Tuhan, dan gurun apapun yang kita mungkin miliki dalam hidup kita akan menjadi taman yang penuh dengan bunga."
No comments:
Post a Comment